Mohon tunggu...
Eko Setyo Budi
Eko Setyo Budi Mohon Tunggu... Penulis, Pemerhati Budaya

Menulis buku untuk peradaban, sejarah dan amal jariah, Buku-buku saya yang sdh terbit dapat dilihat di Google Books Eko Setyo Budi (buku eko setyo budi). Suka traveling, kuliner dan olahraga jalan kaki/jogging.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Tradisi Budidaya Udang Windu Sidoarjo Menggunakan Sistem Polikultur dan Air Pasang Surut

26 Agustus 2025   18:40 Diperbarui: 27 Agustus 2025   06:37 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Udang WIndu | Dok. YKAN via Kompas.com


150 Tahun Kebih Budidaya Udang Windu Konvensional di Sidoarjo

Perairan tambak tradisional sejak jaman dahulu dialiri oleh anak sungai kali Brantas yang membawa sedimen cukup tinggi, yang membawa mineral, partikel dan sedimen cukup tinggi yang menyebabkan pendangkalan di muara/pantai. Hal ini akan mengurangi masuknya air laut pada saat pasang. Dengan demikian adanya kejadian alam tersebut maka pemilik tambak melakukan pengerukan pada caren (kolong) tambak maupun kanal setiap tahun pada bulan Oktober.

Petani tambak Sidoarjo merupakan kelompok budidaya tradisional secara turun menurun dari warisan nenek moyang lebih 150 tahun yang lalu dengan luas lahan disepanjang  73 KM pantai timur Kabupaten Sidoarjo atau total luas 15.539 ha terdiri 8 (delapan) kecamatan:

1. Kecamatan Waru

2. Kecamatan Sedati

3. Kecamatan Buduran

4. Kecematan Sidoarjo Kota

5. Kecamatan Candi

6. Kecamatan Tanggulangin

7. Kecamatan Porong, dan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun