Lihat ke Halaman Asli

Ign Joko Dwiatmoko

TERVERIFIKASI

Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Cara Bijak Menghadapi Keluhan Pemberian PR bagi Anak Didik

Diperbarui: 7 November 2022   09:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Survei dilakukan SMPN 2 kendal, Jawa Tengah kepada orangtua siswa mengevaluasi pembelajaran dari rumah (DOK. TANOTO FOUNDATION) 

Menambah pekerjaan bagi siswa untuk dikerjakan di rumah, pentingkah bagi guru? Apakah membuat anak belajar tanggung jawab dalam tugas itu membuat siswa menjadi lebih tangguh? Ada pernyataan lain bahwa PR hanya membuat siswa semakin banyak beban tugas?!Bagaimana menjawab simpang siur tentang PR?

Dari referensi yang penulis baca pemberian PR mengurangi quality time di rumah. apalagi jika PR itu hanya memindah tugas dari sekolah ke rumah. Salah satu pendapat dari praktisi pendidikan adalah PR memberikan ruang bagi  anak didik untuk menjadi pembelajar mandiri, dan menguatkan pembelajaran di sekolah (sumber artikel di ditpsd.kemdikbud.go.id).

Lebih lanjut dalam artikel tersebut sebaiknya PR itu tidak mengulang apa yang dipelajari di sekolah, namun lebih pada pekerjaan yang memberi ruang kebebasan dan kreativitas anak didik. 

Contohnya melakukan pengamatan terhadap siklus hidup kupu-kupu misalnya, yang bisa diamati di taman rumah sendiri.

Tugas Anak Didik Belajar Bertanggung Jawab

Salah satu tugas siswa adalah belajar, belajar dan belajar. Di samping belajar siswa diajarkan untuk tanggung jawab pada apa yang ditugaskan guru. Pro kontra tentang penugasan pekerjaan rumah terus bergulir. 

Sebagai guru tugas utama adalah mengajarkan tentang bagaimana anak bisa tough, tidak mudah menyerah, dan  menaklukkan tantangan. Tugas-tugas dari guru itu kalau dilakukan sepenuh hati, akan membuat anak didik semakin bertanggung jawab, tangguh dan lebih siap menghadapi ujian kehidupan sebenarnya ketika kelak menjadi orang dewasa yang harus siap dengan ujian sesungguhnya.

Beberapa anak didik pernah saya tanya, "Apakah kalian setuju pemberian PR?"

Jawabannya beragam, ada yang keberatan, namun ada yang menganggap biasa saja. Ada yang beranggapan PR baik untuk memacu dia belajar lebih giat lagi.

Meskipun banyak anggapan bahwa PR itu memberatkan, namun jika anak bisa mengatur waktu, ia masih bisa bermain, masih bisa menikmati istirahat. 

Masalahnya kadang tugas dari guru itu sengaja ditunda hingga akhirnya menumpuk. Ketika banyak tugas harus dikerjakan karena deadline waktu semakin dekat, maka yang terjadi anak didik menjadi stres dan menganggap tugas dari guru sebagai masalah.

Pendidikan di Era Media Sosial

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline