Jumat, 19 September 2025 menjadi hari yang cukup padat sekaligus menyenangkan bagi saya. Semester Gasal 2025/2026 ini, saya kembali mendapat amanah untuk mengajar mata kuliah Aplikasi Komputer di Program Studi Program Studi PGSD FKIP Unimma semester 3. Mata kuliah ini berbobot 2 SKS, dan jadwalnya benar-benar penuh dalam satu hari: mulai dari pagi hingga malam. Hal ini pengaturan jadwal untuk mata kuliah MKDU dipusatkan di LPP dan perkuliahan dilaksanakan hari Jumat.
Bayangkan, mengawali kegiatan di Jumat pagi, mulai pukul 08.00-09.00 Kajian Rutin setiap Jumat di Masjid Kampus 2 Unimma, Masjid Manarul Ilmi. Lanjut pindah ke Kampus 1 mengajar di Program Studi PGSD, mulai pukul 10.20 saya masuk Kelas A, lalu lanjut ke Kelas B siang hari, Kelas C di sore awal, dan ditutup dengan Kelas Sore mulai pukul 17.00 hingga 18.40, dengan jeda sejenak untuk sholat Maghrib. Rasanya seperti maraton, tapi maraton ilmu.
Pada pertemuan pertama ini, saya memilih untuk fokus pada kontrak kuliah. Saya ingin mahasiswa tahu lebih dulu apa saja yang akan kita pelajari selama satu semester. Materinya cukup luas: mulai dari pengenalan dasar komputer (Introduction to Computer), belajar berbagai aplikasi komputer (Computer Application), hingga pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (Information Technology and Communication) untuk pembelajaran.
Tapi bukan hanya itu. Saya juga mencoba memberi gambaran tentang tantangan guru di era digital. Sekarang, coding bahkan sudah masuk ke kurikulum sekolah dasar. Itu artinya, calon guru SD seperti mahasiswa saya harus punya bekal literasi digital yang lebih dari sekadar bisa mengetik atau membuat presentasi. Mereka perlu memahami bagaimana teknologi—termasuk AI—akan memengaruhi dunia pendidikan.
Yang membuat saya semangat adalah respon mahasiswa. Meskipun jadwal hari Jumat ini panjang, saya bisa melihat antusiasme di wajah mereka. Ada yang masih agak canggung membuka laptop, ada juga yang sudah terbiasa. Semua punya semangat untuk belajar.
Bagi saya, mengajar Aplikasi Komputer di PGSD bukan hanya soal transfer ilmu teknis, tapi juga soal menyiapkan calon guru masa depan agar siap menghadapi tantangan abad 21. Guru yang melek teknologi akan lebih mudah berinovasi, dan itulah yang dibutuhkan anak-anak kita di era digital ini.
Hari pertama ini melelahkan, tapi juga penuh energi positif. Saya percaya, perjalanan satu semester ke depan akan lebih seru.
“Guru yang melek teknologi bukan hanya mengajar, tetapi juga menginspirasi generasi digital untuk tumbuh bijak dan kreatif.”
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI