Lihat ke Halaman Asli

Ditta Atmawijaya

TERVERIFIKASI

Editor

Perjuangan Ibu Tunggal: Cinta Tak Terganti demi Anak

Diperbarui: 1 September 2025   16:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi perjalanan seorang ibu tunggal bersama kedua anaknya—langkah kecil yang tetap kokoh di jalan panjang. (Foto: Stefan Scheepmaker/Unsplash)

Adikku berpulang di saat anak-anaknya bahkan belum mengenal dunia sekolah. Usia mereka masih terlalu kecil untuk memahami arti kehilangan, sementara istrinya—adik iparku—harus menelan kenyataan paling pahit: mendampingi tumbuh kembang mereka seorang diri.

Ia pun memanggul dua peran sekaligus, sebagai ayah dan ibu—peran yang berat, tetapi dijalani dengan keteguhan hati.

Tidak ada curhat panjang yang keluar dari mulutnya, tidak pula cerita tentang betapa berat beban yang harus ia jalani. Namun, diamnya justru membuatku semakin salut.

Ada kekuatan sunyi yang ia rawat di balik keseharian, kekuatan yang akhirnya menuntun kedua anaknya hingga kini berhasil lulus kuliah.

Kenangan yang Mengukuhkan Pilihan

Sebelum kepergian itu, aku masih sempat menyaksikan bagaimana adikku memperlakukan keluarganya. Ia tidak hanya seorang suami yang baik, tetapi juga ayah yang hadir penuh.

Pemandangan sederhana di rumahnya selalu menempel di ingatanku: begitu bangun tidur, ia langsung merendam baju dan celana anaknya yang basah oleh ompol.

Setelah itu, ia menyiapkan sarapan, memandikan si kecil, lalu menyuapinya dengan sabar sebelum berangkat bekerja.

Hal-hal sepele itu justru menjadi bukti nyata betapa ia menghargai istrinya dan merawat keluarganya dengan cinta. Ia tidak menaruh semua beban pada pundak istri, melainkan ikut menanggung dengan sukarela—seolah ingin berkata, "Ini rumah kita, tanggung jawab kita bersama."

Kenangan itu, meski sederhana, menjelaskan banyak hal. Dari sanalah aku mengerti mengapa adik iparku memilih untuk tidak menikah lagi.

Baginya, kehilangan seorang suami yang begitu menghargai keluarga adalah kehilangan yang tak tergantikan.

Pilihan Hidup Tak Tergoyahkan

Setelah kepergian adikku, banyak orang tentu berharap adik iparku kelak menemukan pendamping baru. Sebagian mungkin beranggapan bahwa seorang perempuan muda dengan dua anak kecil akan lebih ringan bebannya bila ada sosok laki-laki yang mendampingi. Namun, ia memilih jalan lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline