Apa yang Anda lakukan setiap tiba waktu gajian? Segera mungkin ke ATM dan tarik tunai uang gajian Anda? Atau, membiarkan sejumlah uang itu tetap berada di rekening Anda sambil Anda tetap menjalankan aktivitas seperti biasa?Â
Tentu, Anda boleh melakukan seperti yang Anda kehendaki. Itu hak Anda. Saya tidak bisa memberikan penilaian atas hak Anda. Tiap-tiap Anda punya kebutuhan yang beragam atas uang Anda.
Saya hanya ingin menyampaikan sebuah cerita mengenai seorang kawan yang punya kebiasaan unik saat gajian. Sebut saja namanya Rahman. Kerjaannya sebagai seorang buruh di sebuah perusahaan yang cukup punya gengsi di kotanya.Â
Perusahaan tempat Rahman bekerja membawahi beberapa anak perusahaan. Ada pabrik kertas. Ada pula yang bergerak di bisnis garmen. Serta, ada pula yang bergerak di bisnis properti.Â
Rahman bekerja di salah satu anak perusahaan itu. Tepatnya, di pabrik kertas. Pabrik ini merupakan anak perusahaan yang diandalkan. Boleh dibilang pabrik ini menjadi tumpuan perputaran roda bisnis perusahaan. Sedang, dua anak perusahaan lainnya sekadar jadi penyokongnya.
Kata Rahman, pertimbangan perusahaan tempat ia bekerja tidak lain karena kebutuhan kertas yang masih tinggi di masyarakat. Selain itu, pemainnya juga masih sedikit. Dengan kata lain, tingkat persaingannya tidak terlalu keras sebagaimana dua jenis bisnis yang dimainkan perusahaan itu.
Menariknya lagi, produk kertas yang dihasilkan pabrik itu lebih banyak dijual di outlet milik perusahaan. Ya, semacam mini market. Begitu juga dengan produk-produk garmen. Sedang, untuk bisnis properti yang dijalankan perusahaan cenderung digunakan untuk mengembangkan outlet-outlet milik perusahaan.
Dengan cara itu, hasil penjualan produk perusahaan kemudian akan diputar di lingkungan internal perusahaan. Akibatnya, sirkulasi keuangan hanya berputar di dalam perusahaan. Kontan, cara itu membuat perusahaan untung besar.Â
Keuntungan itu pula yang pada gilirannya mengalir ke kantong-kantong buruh, macam Rahman kawan saya itu. Ia mendapatkan gaji yang lumayan. Cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup di kota tempat tinggalnya. Cukup pula untuk memenuhi kebutuhan pendukung kerjanya.
Tetapi, ada yang berbeda pada Rahman dibanding teman-teman sekerjanya. Sementara teman-temannya selalu rajin mengambil gaji saat waktu gajian tiba, Rahman justru santai saja. Ia boleh dibilang agak jarang mengambil gajinya.Â