Hari ini, kita bisa tahu apa yang sedang hits di Korea, Amerika, atau Jepang hanya dengan membuka Instagram, TikTok, atau YouTube. Budaya global hadir begitu dekat—dalam lagu yang kita dengar, pakaian yang kita pakai, sampai cara kita berbicara. Tapi di saat yang sama, kita juga masih bisa melihat budaya lokal tampil di media seperti lagu daerah di TikTok, batik di runway fashion, atau makanan tradisional yang viral di YouTube. Oleh karna itu pasti timbul pertanyaan di benak kita apakah budaya lokal akan tersingkir, atau justru bisa berdampingan dengan budaya global? Menurut saya, media baik itu TV, internet, maupun media sosial sekarang jadi semacam “panggung besar” tempat semua budaya bertemu. Kita bisa melihat anak-anak muda nonton drama Korea, tapi juga bangga mengenakan baju batik. Kita bisa menyukai musik barat, tapi tetap memutar lagu dangdut di pesta-pesta. Ini bukti bahwa budaya global dan lokal sebenarnya bisa hidup bersama. Menariknya, sekarang banyak orang terutama anak muda yang justru mulai mengemas budaya lokal dengan cara yang lebih modern. Misalnya, ada yang membuat konten kuliner tradisional dengan gaya vlog kekinian. Ada juga yang membuat lagu daerah versi remix atau menampilkan tarian daerah di TikTok dengan sentuhan baru. Cara-cara ini membuat budaya lokal terasa lebih dekat dan relate untuk generasi kita. Menurut saya, ini hal yang patut kita apresiasi. Karena di tengah gempuran budaya luar, masih banyak yang peduli dan ingin agar budaya sendiri tetap hidup. Bahkan, banyak juga budaya lokal yang jadi viral dan dikenal luas berkat media sosial. Ini menunjukkan bahwa budaya lokal tidak kalah keren. Yang penting, bagaimana cara kita mengemas dan menyampaikannya. Media memang membawa banyak pengaruh dari luar. Tapi bukan berarti kita harus merasa takut atau terancam. Justru ini saatnya kita memanfaatkan media untuk memperkenalkan kekayaan budaya kita sendiri ke dunia. Kita bisa belajar dari budaya global, tapi tetap punya identitas sendiri. Menurut saya, tugas kita sebagai generasi muda bukan memilih antara budaya lokal atau global, tapi bagaimana caranya membuat keduanya berjalan beriringan. Kita bisa menjadi jembatan yang memahami trend dunia, tapi juga tidak melupakan akar budaya sendiri. Dan selama kita punya rasa bangga, media bisa jadi alat yang sangat kuat untuk menjaga budaya Indonesia tetap hidup dan berkembang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI