Lihat ke Halaman Asli

dedi efendi

Pengawas Madrasah

Dari Hati Ke Panggung: Mengubah Politik Lewat Kekuatan Kebaikan

Diperbarui: 20 Februari 2025   06:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Rabu sore kemarin, kabar mengejutkan mengalir melalui grup WA alumni. Seorang teman lama, yang sudah tak berjumpa selama 14 tahun, tiba-tiba mendapatkan amanah besar: diangkat menjadi Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi dalam pemerintahan Prabowo-Gibran. Saat itu, perasaan saya campur aduk antara bangga dan bersyukur. Di tengah hiruk-pikuk politik yang kerap penuh intrik, pengangkatan beliau---sosok yang dikenal karena kebaikannya, kerendahan hati, dan kemampuan memberikan solusi praktis---menjadi secercah harapan dan inspirasi.

Saya teringat pada pepatah Lao Tzu, "Berbuat kebaikan itu seperti menanam pohon; buahnya tidak dipanen hari ini, tapi nanti pada waktunya akan berbuah." Bagi saya, pengangkatan teman saya adalah benih kebaikan yang telah ditanam dengan sabar, yang meskipun hasilnya belum langsung terlihat, diharapkan akan tumbuh dan membawa perubahan positif bagi negeri.

Dalam perjalanan karier, teman saya selalu dikenal sebagai pribadi yang tulus menolong dan rendah hati. Dia bukanlah tipe yang mengumbar janji kosong, melainkan seseorang yang selalu hadir untuk menyelesaikan masalah---baik besar maupun kecil---dengan ketulusan hati. Kisahnya mengingatkan saya bahwa keberhasilan seorang pemimpin tidak diukur dari retorika atau popularitas, melainkan dari seberapa dalam mereka menghayati nilai kemanusiaan dan kepedulian sosial.

Pengangkatan ini, yang seharusnya menjadi sorotan dalam dunia politik, sebenarnya lebih dari sekadar dinamika kekuasaan. Ini adalah cermin dari betapa kebaikan bisa mengubah paradigma. Saat orang-orang seperti teman saya mendapatkan amanah, itu adalah sinyal bahwa nilai integritas dan empati masih bisa bersinar di tengah persaingan yang keras.

Saya pun teringat saat terakhir bertemu dengan teman saya yang lain, yang kini menjabat sebagai Menteri Ketenagakerjaan, di sebuah acara takziyah. Meskipun hanya sebentar, momen itu meninggalkan kesan mendalam: dalam dunia yang sering terobsesi pada kekuasaan dan materi, kebaikan dan kerendahan hati adalah kekuatan sejati yang dapat menginspirasi banyak orang.

Dalam era pemerintahan Prabowo-Gibran, pengangkatan teman saya ini menjadi bukti bahwa kebaikan bukanlah hal yang usang. Bahkan di tengah politik yang penuh liku, nilai-nilai luhur seperti keikhlasan dan kepedulian bisa menjadi modal penting untuk menciptakan perubahan sistemik.

Mari kita lihat pengangkatan ini sebagai titik tolak---sebuah panggilan untuk menanam benih-benih kebaikan yang akan berbuah manis di masa depan. Semoga semakin banyak pemimpin yang mengutamakan nilai kemanusiaan, sehingga kebijakan yang dihasilkan benar-benar berpihak pada rakyat dan membawa kemajuan bangsa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline