Demokrasi Tanpa Kontrol Adalah Ibarat Mobil Tanpa Rem
Demokrasi adalah anugerah, tetapi juga bisa menjadi jebakan.
Ia memberi ruang bagi manusia untuk merdeka, namun bila disalahgunakan, kebebasan itu justru dapat menyeret kita ke arah yang menjerumuskan.
Belakangan ini, banyak orang pintar yang menempatkan diri dalam kalangan intelektual, namun lupa apa arti sejati dari demokrasi. Demokrasi seringkali dimaknai seakan akan orang boleh berbuat apa saja yang diinginkannya, meski tindakannya merampas hak orang lain.
Padahal, lulus dari universitas bukan jaminan seseorang matang dalam University of Life , universitas kehidupan yang multidimensional, tempat kita belajar hal-hal yang tak pernah diajarkan di ruang kuliah.
Kebebasan itu ibarat seseorang berjalan di padang pasir yang sangat luas. Ia boleh berlari ke arah manapun, atau berteriak sekeras kerasnya tanpa ada yang melarang.
Tetapi jangan lupa, padang pasir tidak memiliki rambu rambu atau petunjuk jalan. Setiap langkah harus diwaspadai, agar kebebasan tidak membuat kita kehilangan arah dan akhirnya terjerumus dalam malapetaka.
Kebebasan yang tanpa kendali hanya akan membuat seseorang bebas melangkah ke mana saja, namun tak pernah menemukan jalan untuk kembali.
Kebebasan yang Bisa Mencelakakan
Menjadi merdeka adalah dambaan setiap orang. Bebas pergi ke mana saja, bebas mengerjakan apa saja, bebas menyampaikan pendapat. Namun, banyak peristiwa membuktikan bahwa kebebasan yang lepas kendali bisa berujung pada petaka dan mencelakakan diri sendiri maupun orang lain.
Kita tidak perlu jauh-jauh mencari contohnya, karena sudah banyak terjadi di sekitar kita. Misalnya:
Lupa diri, lupa tata krama, dan sopan santun.