Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Demokrasi Antara Berkat dan Beban

10 September 2025   19:52 Diperbarui: 11 September 2025   04:33 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi 

Demokrasi Tanpa Kontrol Adalah Ibarat Mobil Tanpa Rem

Demokrasi adalah anugerah, tetapi juga bisa menjadi jebakan.
Ia memberi ruang bagi manusia untuk merdeka, namun bila disalahgunakan, kebebasan itu justru dapat menyeret kita ke arah yang menjerumuskan.

Belakangan ini, banyak orang pintar yang menempatkan diri dalam kalangan intelektual, namun lupa apa arti sejati dari demokrasi. Demokrasi seringkali dimaknai seakan akan orang boleh berbuat apa saja yang diinginkannya, meski tindakannya merampas hak orang lain.

Padahal, lulus dari universitas bukan jaminan seseorang matang dalam University of Life , universitas kehidupan yang multidimensional, tempat kita belajar hal-hal yang tak pernah diajarkan di ruang kuliah.

Kebebasan itu ibarat seseorang berjalan di padang pasir yang sangat luas. Ia boleh berlari ke arah manapun, atau berteriak sekeras kerasnya tanpa ada yang melarang.

Tetapi jangan lupa, padang pasir tidak memiliki rambu rambu atau petunjuk jalan. Setiap langkah harus diwaspadai, agar kebebasan tidak membuat kita kehilangan arah dan akhirnya terjerumus dalam malapetaka.


Kebebasan yang tanpa kendali hanya akan membuat seseorang bebas melangkah ke mana saja, namun tak pernah menemukan jalan untuk kembali.

Kebebasan yang Bisa Mencelakakan

Menjadi merdeka adalah dambaan setiap orang. Bebas pergi ke mana saja, bebas mengerjakan apa saja, bebas menyampaikan pendapat. Namun, banyak peristiwa membuktikan bahwa kebebasan yang lepas kendali bisa berujung pada petaka dan mencelakakan diri sendiri maupun orang lain.

Kita tidak perlu jauh-jauh mencari contohnya, karena sudah banyak terjadi di sekitar kita. Misalnya:

Lupa diri, lupa tata krama, dan sopan santun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun