Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengaktifkan Kembali Pos Siskamling, Mengembalikan Tanggungjawab Keamanan Lingkungan kepada Warga

10 September 2025   18:18 Diperbarui: 10 September 2025   18:31 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana RT 14 RW 06 saat ronda malam yang dijalankan dengan penuh dukungan dari warga.(KOMPAS.COM/SUCI RAHAYU)

Ngomong-ngomong soal siskamling, banyak pengalaman dan kisah menarik serta lucu langsung mengantarkan kembali ke masa lampau. 

Pada tahun 90-an hingga 2000-an, di desa maupun di kota, warga ramai-ramai membuat pos ronda dan jadwal jaga malam. Tapi seiring perjalanan waktu, siskamling  mulai hilang atau digantikan oleh satpam atau petugas keamanan bayaran lainnya. 

Atau bagi kami di luar Jawa rasanya aman-aman saja jadi tak perlu lagi Siskamling itu. Padahal, sebenarnya ada sesuatu yang hilang ketika kegiatan seperti ini ditiadakan yakni gotong royong dan kebersamaan.

Pada hal dulu kalau ada giliran jaga malam, biar yang selama ini tak pernah nongol di acara bincang-bincang seputar lingkungan, akhirnya keluar juga dari rumah dan bergabung dengan yang lain di pos kamling.

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian beberapa waktu lalu melontarkan gagasan meminta para kepala daerah di seluruh Indonesia untuk mengaktifkan kembali Sistem Keamanan Lingkungan (Siskamling). 

Alasan yang dikemukakan Pak Tito jelas demi kewaspadaan dini maka keamanan lingkungan harus diperkuat supaya masyarakat merasa lebih aman dan nyaman dalam beraktivitas.

Gagasan ini sontak memunculkan pertanyaan pada banyak kalangan dan tak terkecuali saya sendiri: apakah masih ada orang yang mau melakukan pos ronda di kampung-kampung atau komplek perumahan saat ini?

Pada era itu dulu, pos Kamling bukan hanya sekadar sebuah bangunan kecil dengan kursi kayu seadanya di tengah kampung atau di sudut lapangan. 

Akan tetapi ia merupakan simbol dari sebuah gotong royong dan kebersamaan. Di sana di pos itu, para bapak yang sedang giliran jaga bisa saling bersendagurau, bercerita lucu, tertawa terpingkal-pingkal atau sekadar menyeruput kopi hitam sambil menahan kantuk. 

Ada yang menghidupkan api sambil membakar ubi, memanaskan air di cerek untuk sebentar minum kopi lagi. Pokoknya ada sesuatu yang  menarik yang tak pernah akan terlupakan ketika menjaga pos ronda bersama-sama. Maka pos ronda atau pos kamling merupakan ruang kebersamaan dan interaksi sosial yang sulit tergantikan.

Menggugat Kehadiran Kembali Pos Ronda Malam dan Tujuannya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun