Lihat ke Halaman Asli

Bancaan: Tradisi Sederhana yang Sarat Makna Spiritual dan Sosial

Diperbarui: 14 Oktober 2025   12:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seni. Sumber ilustrasi: Unsplash

Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan budaya dan tradisi. Setiap daerah memiliki cara tersendiri dalam mengekspresikan rasa syukur, doa, dan kebersamaan. Salah satu tradisi yang masih lestari hingga kini, terutama di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur, adalah tradisi bancaan.Tradisi ini menggambarkan perpaduan antara nilai spiritual dan sosial yang telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Jawa selama berabad-abad. Walaupun zaman terus berubah, bancaan tetap menjadi simbol penghormatan terhadap leluhur dan sarana mempererat hubungan antarwarga.

Secara etimologis, kata bancaan berasal dari bahasa Jawa "mbanca" atau "bancak" yang berarti makan bersama dalam satu wadah. Dalam konteks budaya, bancaan merujuk pada kegiatan doa dan makan bersama yang dilakukan untuk memperingati atau merayakan suatu peristiwa penting.Tradisi ini tidak sekadar kegiatan makan bersama, melainkan sebuah ritual sosial-religius yang sarat dengan simbolisme dan nilai-nilai luhur. Masyarakat percaya bahwa dengan berbagi makanan dan doa bersama, keberkahan serta keselamatan akan selalu menyertai kehidupan mereka.

Pelaksanaan bancaan umumnya dilakukan di rumah penyelenggara atau di tempat yang dianggap sakral seperti langgar (mushola kecil) atau balai desa. Kegiatan ini biasanya diawali dengan doa bersama, dipimpin oleh tokoh agama atau orang yang dituakan.Doa yang dibacakan bisa berupa tahlil, shalawat, atau doa keselamatan sesuai dengan keyakinan masyarakat setempat. Setelah doa selesai, para peserta kemudian makan bersama hidangan yang telah disiapkan.

Hidangan bancaan memiliki makna simbolis yang mendalam. Beberapa jenis makanan yang biasanya disajikan antara lain:

Nasi tumpeng: Melambangkan hubungan manusia dengan Tuhan, yang puncaknya menunjukkan arah ke atas sebagai simbol doa dan pengharapan.

Ayam ingkung: Simbol kepasrahan dan ketundukan kepada Tuhan, biasanya ayam dimasak utuh tanpa dipotong.

Telur rebus: Melambangkan awal kehidupan baru, kesucian, dan harapan agar segala urusan berjalan lancar.

Urap sayur: Terbuat dari sayuran hijau dan kelapa parut, melambangkan kesejahteraan dan kesuburan.

Jajanan pasar dan buah-buahan: Sebagai lambang kegembiraan, kebersamaan, dan kelimpahan rezeki.

Seluruh hidangan ini biasanya disusun di atas tampah atau daun pisang, lalu dinikmati bersama-sama. Nilai yang paling penting bukan pada kemewahan makanan, melainkan pada kebersamaan dan ketulusan hati dalam berbagi.

Tradisi bancaan memiliki berbagai tujuan dan fungsi, baik dari sisi spiritual maupun sosial.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline