Lihat ke Halaman Asli

azas tigor nainggolan

TERVERIFIKASI

Advokat dan Analis Kebijakan Transportasi

Reuni Kecil Bersama Petrus, Pejuang Pasien Gagal Ginjal.

Diperbarui: 15 Agustus 2025   22:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bersama Petrus Haryanto. Sumber foto: Astina.

Lama saya tidak bertemu dengan  Petrus Haryanto, Sekjen Partai Rakyat Demokratik atau PRD. Saya mengenal Petrus saat tahun 1996-1997 ketika menjadi advokat bagi aktivis anggota PRD yang ditangkap karena dituduh ingin menggulingkan pemerintahan orde baru. Kami setelah itu masih berkomunikasi hingga mereka dibebaskan oleh Presiden Gus Dur dari penjara politik orde baru. setelah itu kami jarang berkomunikasi, bahkan  lama sempat tidak bertemu. Sekitar beberapa tahun lalu saya dipertemukan kembali oleh sosial media FB dengan Petrus sebagai Pasien yang  Pejuang Pasien Cuci Darah . Lanjut setelah itu  kami masih komunikasi via sosial media di FB khususnya. Petrus memang organisator yang paten kali. Sebagai pasien Cuci Darah (Hemodialisis) lebih dari 12 tahun dia mendirikan Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI)."Organisasi KPCDI ini untuk mengadvokasi perlindungan hak pasien Cuci darah. Kami memang selama ini memerlukan advokasi atas hak kami sebagai pasien. Nah KPCDI inilah organisasi yang menolong kami", cerita Petrus tentang KPCDI. Petrus datang bersama Ketua Umum KPCDI, Tony Samosir. Sebelumnya Tony adalah pasien cuci darah dan kemudian, beberapa tahun lalu melakukan Transplantasi Ginjal dari isterinya. Walau sudah tidak cuci darah lagi, Tony tetap hati-hati dan menjaga kesehatan.  Tony inilah sekarang menjadi andalan KPCDI untuk mengorganisir advokasi bagi perlindungan hak para  komunitas pasien cuci darah dan pasien gagal ginjal agar mendapatkan haknya.
Advokasi Cukai MBDK.

Pagi tadi kami bertemu khusus sambil ngopi ngopi pahit untuk membicarakan tanggung jawab negara  melindungi hak kesehatan warga negaranya. Kami sepakat bahwa negara harus menjaga warga negaranya agar sehat dan tidak alami gagal ginjal dan harus cuci darah. Keprihatinan ini lahir dari fakta bahwa sekarang ini banyak sekarang ini banyak anak Indonesia yang menjadi pasien cuci darah. Kondisi banyaknya 

Tetap semangat berjuang untuk sesama. Sumber foto: astina

anak-anak dan remaja Indonesia sudah menjadi pasien cuci darah sangat memperihatinkan. Masalah inilah yang akan kami, FAKTA Indonesia dan KPCDI advokasi bersama. Advokasi kami adalah mendorong agar pemerintah membuat regulasi untuk mencegah dampak buruk konsumsi minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK ).Kebijakan itu berupa regulasi untuk pengendalian konsumsi melalui Peraturan Pemerintah (PP) Cukai MBDK. Kami sepakat bahwa terjadi kekosongan hukum untuk melindungi agar anak-anak dan warga negara lainnya terlindungi dari bahaya konsumsi MBDK. Kekosongan hukum untuk melindungi warga negara dari bahaya MBDK ini adalah kondisi dimana negara belum hadir melindungi hak asasi manusia  warga negaranya agar hidup sehat dan berkembang secara manusiawi. Regulasi PP Cukai MBDK sangat diperlukan agar ada alat kendali konsumsi MBDK dan edukasi bagi masyarakat tentang bahaya MBDK agar tidak menjadi pasien cuci darah. "Kehadiran PP Cukai MBDK sudah harus segera diberikan sebagai kehadiran negara bagi perlindungan warga negara agar tidak menjadi  pasien cuci darah", Tony sepakat dan  mengajak  Fakta FAKTA Indonesia bersama KPCDI menyusun strategi advokasi bersama agar pemerintah  menerbitkan PP Cukai MBDK segera.

Menurut pengalaman dan kondisi yang dialami pasien cuci darah atau hemodialisis yang juga anggota KPCDI penyebabnya adalah menderita penyakit Obesitas, Diabetes dan Hipertensi. Para pasien cuci darah alami gagal ginjal akibat menderita diabetes tipe 2 dan hipertensi. Akibat sakit diabetes berkepanjangan maka organ tubuh lain terserang seperti paru-paru, mata dan bahkan ke Jantung. Serangan diabetes ini menyebabkan si pasien alami hipertensi yang mengakibatkan alami gagal ginjal dan harus cuci darah. "Kami adalah organisasi yang memiliki basis jelas, pasien cuci darah perjuangannyabjuga jelas, hak pasien cuci darah dan gagal ginjal. Pengurus kami harus pasien cuci darah agar eksistensi kami sebagai pasien tidak diperjual belikan oleh orang lain. Eksistensi sebagai organisasi yang memiliki basis di seluruh Indonesia ini yang membuat kami kuat dan saling bermanfaat untuk sesama pasien cuci darah", Tony dan Petrus mejelaskan bergantian pada kami sambil diskusi juga minum kopi.

Kondisi Pasien Cuci Darah.

 "Pasien cuci darah anggota KPCDI, 70% penyebabnya adalah Diabetes dan Hipertensi. Hitungannya 30% penyebabnya Diabetes dan 40% penyebabnya Hipertensi. Angkanya sekitar itu antara keduanya bergantian. Kadang selanjutnya pada bulan berikutnya 40% penyebabnya Diabetes dan 30% penyebabnya Hipertensi", Petrus Hariyanto  dan Tony Samosir
Anak Indonesia saat ini menjadi pasien gagal ginjal akibat mengkonsumsi minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) berlebihan. Gaya hidup yang Mala dan tanpa kontrol orang tua, maka banyak anak yang menjadi korban konsumsi MBDK dan alami gagal ginjal. Anak-Anak Indonesia yang harusnya mengisi waktunya dengan 

Foto bersama FAKTA Indonesia dan KPCDI. Sumber foto: astina

bermain, sekolah dan berkembang sehat tetapi justru  banyak waktunya habis si tempat tidur untuk cuci darah.  Cuci darah harus dilakukan setidaknya dua atau tiga kali dalam seminggu. Waktu sekali cuci darah membutuhkan waktu setidaknya 4-5 jam.Jadi waktu hidup anak-anak gagal ginjal habis karena sakit dan harus cuci darah. Perjuangan pasien gagal ginjal dan cuci darah inilah yang menjadi perhatian khusus KPCDI agar bisa memperpanjang umur hidup. Fasilitas cuci darah dan kenyamanan sebagai pasien inilah yang harus difasilitasi oleh negara sebagai tanggung jawab hak atas kesehatan warga negara. Perhatian inilah yang menjadi agenda kebijakan yang harus dilakukan oleh negara sebagai pemenuhan hak asasi atas hidup dan kesehatan warga negara. Salut kepada bang Toni Samosir (Ketua Umum) dan bang Petrus (Sekjen) KPCDI. Petrus dan Tony Samosir adalah contoh dimana korban atau pasien cuci darah yang kemudian menjadi Pejuang perlindungan hak pasien cuci darah serta agar masyarakat tidak menjadi pasien cuci darah.   Panjang umur ya Petrus Haryanto dan Tony Samosir dan  kita dapat berjuang lebih lama bagi  semua pasien cuci darah dan menyadarkan masyarakat agar tidak menjadi pasien cuci darah.

Jakarta, 15 Agustus 2025
Astina.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline