Lihat ke Halaman Asli

Ikhwanul Halim

TERVERIFIKASI

Penyair Majenun

Robot Android Idiot

Diperbarui: 29 Agustus 2025   14:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Romlah tidak pernah menginginkan sebuah robot di rumahnya. Pada usia 85 tahun, apa yang dia butuhkan dengan teknologi baru yang lagi trending seperti itu? Robot android tak ubahnya balita yang bentuknya seperti tong sampah, lebih merepotkan dari apapun. Dia bahkan tidak bisa keluar rumah tanpa salah satu mesin yang tidak kompeten itu menghalangi jalannya di trotoar. Atau lebih buruk lagi, jatuh terguling di atas kakinya.

Ketika dokter meresepkannya setelah menjalani operasi bypass yang ketiga kalinya, dia menolak keras dan bertanya, "Tidak bisakah dokter mengirim perawat untuk mengurus saya?"

Dokter menggelengkan kepalanya. "Asuransi Anda tidak akan menanggungnya. Lebih murah meminjamkan Anda unit bantuan medis. Robot akan melakukan hal yang sama dengan perawat: mengambilkan Anda air minum, membantu Anda ke kamar mandi, dan memperingatkan paramedis jika terjadi keadaan darurat."

"Baiklah," kata Romlah. "Setidaknya pastikan mereka tidak mengirimiku yang bodoh."

Rumah sakit memulangkan Romlah keesokan paginya, dan dia menunggu setengah hari di rumah hingga teknisi mengirimkan robot tersebut. Ketika pemuda berambut acak-acakan itu muncul, dia menggotong sebuah kotak kardus ke ruang tamu. Anak muda itu membuka penutup depan dan sebuah kaleng dengan tangan terentang, berbunyi dan berceloteh.

"Perkenalkan Tina," kata teknisi itu. "Tolong Nenek tanda tangan di sini, di sini, dan di sini. Maka dia sepenuhnya milik Nenek."

"Tina?" Romlah berkata sambil mendengus. "Dia Cuma seoonggok besi dan aluminium. Nama Tina terlalu cantik. Aku akan memanggilnya Kaleng Sampah."

Teknisi itu mengangkat bahu. "Terserah nenek. Dia akan menerima semua perintah nenek dan memiliki kemampuan untuk mengucapkan beberapa lusin kata. Aku menyarankan Nenek untuk membaca buku petunjuknya."

Setelah teknisi itu pergi, Romlah menatap robot dari tempatnya duduk di tempat tidur yang telah disiapkan anak-anaknya untuknya di ruang tamu.

"Yah, menurutku sekarang hanya ada kita berdua saja. Tapi bukankah kamu adalah makhluk kecil yang jelek, kaleng Sampah?" dia berkata. Dia memukul robot android dengan tongkatnya. "Setidaknya buatlah dirimu berguna dan seduh kopi untukku."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline