Pada Senin sore, 8 September 2025, panggung politik nasional dikejutkan oleh sebuah pengumuman signifikan dari Istana Kepresidenan.
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi, didampingi Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, tampil di hadapan media untuk mengonfirmasi langkah politik besar yang telah menjadi spekulasi selama beberapa pekan: perombakan atau reshuffle Kabinet Merah Putih.
Dalam konferensi pers yang disiarkan secara langsung, Prasetyo Hadi menyatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah memutuskan untuk melakukan perubahan susunan pada beberapa jabatan kementerian.
Keputusan tersebut mencakup penggantian lima menteri dan pembentukan satu kementerian baru, yaitu Kementerian Haji dan Umrah, yang menandai pelantikan total enam pejabat baru pada sore itu juga di Istana Negara.
Langkah ini terasa mendadak dan dramatis, terutama karena terjadi di tengah situasi yang digambarkan oleh beberapa media sebagai "gonjang ganjing politik pascakerusuhan di Jakarta".
Waktu pengumuman ini kontras dengan pernyataan-pernyataan Istana sebelumnya yang cenderung menepis isu reshuffle dan berulang kali menegaskan bahwa kabinet dalam kondisi solid dan kompak.
Perbedaan antara narasi publik sebelumnya dengan tindakan tegas yang diambil Presiden mengindikasikan adanya kalkulasi politik yang cepat dan dijaga kerahasiaannya di lingkaran terdalam kekuasaan. Ini bukan sekadar penyesuaian rutin, melainkan sebuah manuver strategis yang dipicu oleh dinamika politik terkini.
Perombakan ini menjadi manifestasi paling jelas dari hak prerogatif presiden, sebuah kewenangan yang sebelumnya telah disinggung oleh Presiden Prabowo sendiri.
Dalam sebuah acara beberapa waktu sebelumnya, ia pernah menegaskan sebuah prinsip kepemimpinan yang kuat: "Tidak ada yang tak bisa diganti". Pernyataan ini, yang pada saat itu ditafsirkan sebagai sinyal potensi perombakan, kini terbukti menjadi landasan filosofis dari tindakannya.
Pihak Istana secara resmi menyatakan bahwa keputusan ini diambil berdasarkan "hasil evaluasi mendalam serta masukan dari berbagai pihak".