Lihat ke Halaman Asli

FIRITRI

Penulis, Penulis Mojokerto, Blogger dan Pembawa Acara yang tertarik dalam Human Interest, Budaya serta Lingkungan

Kerbau Ternak Langka Mojokerto, Pasar Sapi dan Pasaran

Diperbarui: 24 Februari 2021   06:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Dokpri

Dokpri

"Hei siapa itu naik becak berbaju biru...mau ke mana..ke pasar sapi "

Menyanyi dulu yuk, sambil saya berfoto di pasar sapi. Saya ini sengaja ke pasar hewan Pandan. Banyak cerita yang mestinya .... eh, itu kan syair lagu.

Saya ingin menulis bahwa banyak cerita yang saya dapatkan di Pasar hewan ini. Saya awali dari Kebo/Kerbau dulu ya.

Kerbau ini misterius lho. Sampai sekarang belum jelas asal muasal kerbau ini. Kerbau ini diakui banyak ahli berasal dari India dengan nama Bubalus arnee. Padahal Kerbau di Jawa namanya Bubalus bubalis. Kerabat dekatnya ya...anoa.

Karena jinak ya jadi dianggap biasa. Bukan kerbau liar. Padahal aslinya memang kerbau ini liar di alam Indonesia. Kerbau liar ini dapat menentukan kondisi habitat bagi banyak spesies lain. Sebagai grazer yang hobi berkubang, kerbau berperan membentuk ekosistem khas. Keberadaan dan populasinya pun menjadi faktor penting penentu kelangsungan hidup beberapa satwa predator. Berkunbang akhirnya dimakan buaya...atau kerbau berkutu, kutu dimakan oleh burung. Itu menjadi ekosistem alami yang harusnya terjaga.

Banyak yang menyatakan bahwa Kerbau ini endemik Indonesia. Tapi karena penelitian di sini kurang......ya dianggap saja ini dari India. Duluuuuuuu. Jaman Majapahit, kerbau merupakan kasta tinggi untuk hewan setelah gajah.

Jadinya panji-panji bendera Ksatria dalam pertempuran banyak memakai gambar hewan kan. Hewan yang kuat dipakai Panji yang akhirnya dipakai untuk nama orang sebagai kebanggaan. Misalkan Gajah...dan juga Kebo (Kerbau). Babi? babi untuk dimakan, tidak bagus digunakan dalam simbol ksatria dan nama manusia.

jadi kerbau yang berharga.

Dalam prasasti juga kerbau dijelaskan harganya dari masa ke masa (dari tanggal di Prasasti) .....Muahallll

Prasasti Jurungan 798saka harganya 10ma atau 24,730 gram Emas.

Hingga  Prasasti Lintakan...harganya hingga 39,5 gram emas.  yaaah..kalau dilihat harga kerbau sekarang tidak jauh beda. Nilainya sama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline