Lihat ke Halaman Asli

Andini Septia

Andini Septia

Teman Dewasa

Diperbarui: 2 Januari 2022   21:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Sadarkah kalian, bahwa waktu akhir-akhir ini semakin cepat berlalu. Semua kejadian yang dialami hari ini tanpa sadar telah berganti menjadi esok, kekacauan, kebahagiaan, ketentraman, kebisingan dengan cepat hilang dan berganti. Seolah dalam sehari tak sampai 24 jam.

Semakin kesini semakin berat beban yang dipikul, langkah kaki yang dahulu begitu lincah perlahan mulai terpatah-patah. Dewasa, menjadi sesuatu yang paling diimpikan sewaktu kecil. 

Saya masih ingat waktu kecil ketika bermain dengan teman-teman sebaya sering mengatakan seperti ini "Pengen cepet-cepet gede deh, kayanya seru kalau jadi anak SMA". 

Pikiran polos anak kelas 4 SD, dulu saya pikir menjadi dewasa itu keren dan bebas bisa melakukan apapun yang diinginkan, sepertinya karena terlalu sering menonton FTV ketika anak kuliahan itu kerjanya cuma memegang buku dan adu outfit keren.

Tetapi sekarang, ekspetasi tentang dewasa yang menyenangkan itu perlahan sirna. Ternyata tidak semudah yang saya kira, hingga muncul pikiran konyol dalam diri saya untuk kembali ke masa kanak-kanak. Keren dan bebas ternyata bukan hanya melekat pada kata dewasa, karena nyatanya menjadi manusia dewasa menurut saya lebih dari sekedar kata 'keren'. Dewasa lebih dituntut dengan yang namanya tanggung jawab dan beban hidup.

Penilaian orang lain bagi manusia dewasa itu dianggap penting, kadangkala dijadikan sebagai perbandingan dengan manusia lainnya. Tapi lebih daripada itu, menjadi dewasa dituntut untuk memiliki stok kesabaran yang tiada batas. Karena kadangkala sesuatu yang mengejutkan dan menyakitkan datang tanpa diduga, tak tau kapan, dimana, bagaimana dan oleh siapa rasa sakit itu datang.

Menjadi sosok yang mempunyai kepercayaan diri juga diperlukan bagi manusia dewasa, karena jika seseorang tidak punya rasa percaya diri maka akan sulit untuk beradaptasi dengan lingkungannya apalagi di lingkungan baru.

Dewasa diliputi oleh tiga ujian yaitu, Cinta, harta dan tahta. Dimana ketiganya adalah sesuatu yang bisa menjadi obat sekaligus racun. Manusia dewasa tentu berteman dekat dengan yang namanya cinta, level tentang urusan hati di masa dewasa lebih tinggi dibanding remaja. Karena dewasa dituntut untuk menjalin hubungan yang serius, yaitu pernikahan. Tentu hal itu mempunyai syarat-syarat dan kriteria yang harus dipenuhi.

Kemudian harta, menjadi dewasa kadang kala menjadikan kita berlomba-lomba untuk mengumpulkan harta. Pamer sana-sini seolah memperlihatkan pada dunia 'Saya yang paling banyak memiliki kekayaan, dan saya adalah manusia yang tidak punya rasa khawatir perihal ekonomi'. 

Nyatanya, harta adalah salah satu ujian dalam proses pendewasaan, karena tidak semua manusia dewasa paham mengelola harta. Banyak yang tidak pikir panjang dan membelanjakan semua hartanya untuk hal-hal yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan.

Kemudian jabatan, menjadi dewasa juga tak kalah hebatnya ingin bersaing perihal jabatan. Berlomba-lomba memperbaiki diri agar diberi jabatan lebih. Dan tidak semua menggunakan jabatan dengan benar, ada yang hanya ingin terlihat keren dan berkasta tinggi, namun tentu ada juga yang benar-benar serius menjalankan jabatan dengan baik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline