Lihat ke Halaman Asli

Berdamai Dengan Diri Sendiri: Belajar Melembutkan Hati yang Terlalu Keras

Diperbarui: 15 Oktober 2025   22:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pernah nggak kamu duduk sendirian setelah hari yang berat, lalu pikiranmu mulai menyerang diri sendiri?

"Kenapa aku nggak bisa sebaik mereka?"

"Aku pasti gagal lagi."

"Orang lain saja kuat, kenapa aku begini banget?"


Lucunya, kalau teman kita sedang terpuruk, kita cepat bilang:

"Nggak apa-apa, kamu sudah berusaha kok."

Tapi saat diri sendiri yang jatuh, kita sering berubah menjadi kritikus paling keras. Tanpa disadari, kita menjadi musuh terbesar bagi diri kita sendiri.

Kenapa Kita Sering Terlalu Keras pada Diri Sendiri?

Beberapa pola yang sering muncul adalah budaya "harus kuat", di mana menangis atau merasa lemah dianggap sebagai kelemahan. Media sosial juga ikut berperan. Kita melihat versi hidup orang lain yang terlihat dan tampak "sempurna", tetapi ternyata jarang disorot momen jatuhnya. Akhirnya, kita membandingkan diri dengan orang lain sehingga merasa kurang.

Selain itu, bersikap lembut pada diri sendiri sering juga disalahpahami sebagai "alasan untuk malas". Padahal, ini justru langkah penting agar bisa bangkit tanpa menyiksa diri sendiri.

Self-Compassion: Bukan Manja, Tapi Cara Bertahan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline