Pernah nggak kamu duduk sendirian setelah hari yang berat, lalu pikiranmu mulai menyerang diri sendiri?
"Kenapa aku nggak bisa sebaik mereka?"
"Aku pasti gagal lagi."
"Orang lain saja kuat, kenapa aku begini banget?"
Lucunya, kalau teman kita sedang terpuruk, kita cepat bilang:
"Nggak apa-apa, kamu sudah berusaha kok."
Tapi saat diri sendiri yang jatuh, kita sering berubah menjadi kritikus paling keras. Tanpa disadari, kita menjadi musuh terbesar bagi diri kita sendiri.
Kenapa Kita Sering Terlalu Keras pada Diri Sendiri?
Beberapa pola yang sering muncul adalah budaya "harus kuat", di mana menangis atau merasa lemah dianggap sebagai kelemahan. Media sosial juga ikut berperan. Kita melihat versi hidup orang lain yang terlihat dan tampak "sempurna", tetapi ternyata jarang disorot momen jatuhnya. Akhirnya, kita membandingkan diri dengan orang lain sehingga merasa kurang.
Selain itu, bersikap lembut pada diri sendiri sering juga disalahpahami sebagai "alasan untuk malas". Padahal, ini justru langkah penting agar bisa bangkit tanpa menyiksa diri sendiri.
Self-Compassion: Bukan Manja, Tapi Cara Bertahan