Fenomena Bahasa Indonesia yang Unik
Belakangan ini, warganet di media sosial ramai membicarakan keunikan bahasa Indonesia. Bukan tentang ejaannya atau ragam bahasanya, melainkan tentang aksennya. Banyak yang berpendapat bahwa penutur bahasa Indonesia cenderung tidak memiliki aksen yang kuat atau sulit dideteksi aksennya saat berbicara dalam bahasa asing, seperti Inggris atau Jepang. Berbeda dengan penutur dari negara lain yang aksennya sering kali sangat khas dan mudah dikenali. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Perspektif Linguistik: Fonologi dan Sistem Vokal
Secara linguistik, fenomena ini dapat dijelaskan melalui sistem fonologi atau struktur bunyi bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki sistem fonologi yang relatif sederhana dan stabil. Vokalnya hanya ada lima (a, i, u, e, o) dan konsonannya pun tidak terlalu rumit. Hal ini berbeda dengan bahasa Inggris, misalnya, yang memiliki 12-15 vokal dan diftong, serta variasi bunyi yang lebih kompleks.
Struktur fonologi bahasa Indonesia yang sederhana membuat penuturnya lebih mudah beradaptasi dengan fonologi bahasa lain. Kita tidak 'dipaksa' untuk membawa-bawa bunyi khas dari bahasa ibu kita. Singkatnya, karena sistem bunyi bahasa kita tidak seunik dan sekompleks bahasa lain, kita cenderung tidak meninggalkan "jejak" aksen yang kuat saat berbicara bahasa asing.
Pengaruh Budaya
Selain faktor linguistik, fenomena ini juga bisa dilihat dari sudut pandang budaya. Budaya Indonesia dikenal memiliki sifat fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi yang tinggi. Sifat ini mungkin juga tercermin dalam cara kita berbahasa. Kita mudah menyerap kata-kata dari bahasa lain, berikut pengucapannya.
Contoh paling mudah bisa kita jumpai di media sosial. Sering kali kita menemukan video atau podcast di mana penutur dari Indonesia mampu berbicara bahasa Inggris dengan fasih, bahkan terdengar seperti penutur asli ( native speaker ). Bukan berarti ini berlaku semua orang Indonesia, karena kembali lagi, Indonesia terdiri dari berbagai macam suku budaya yang bahasa berbeda-beda. Tetapi fenomena ini cukup lazim ditemukan. Dapat kita simpulkan, bahwa fleksibilitas berbahasa adalah salah satu ciri khas penutur bahasa Indonesia/
Meskipun banyak yang berpendapat bahasa Indonesia tidak memiliki aksen yang kuat saat berbahasa asing, perlu diingat bahwa aksen bukanlah indikator kemampuan berbahasa. Yang terpenting adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif dan saling memahami.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI