Mohon tunggu...
Agus Jogja Training
Agus Jogja Training Mohon Tunggu... CEO Kelas Instruktur

Saya membangun platform kelasinstruktur.com sebagai media penghubung antara para trainer dan penyelenggara training atau peserta korporat, setiap orang punya kesempatan mencoba menjadi pengajar profesional, menambah jam terbang dan relasi dengan para profesional.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Apa Benar Bahasa Indonesia Tidak Memiliki Aksen?

12 September 2025   14:00 Diperbarui: 12 September 2025   13:30 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio


Fenomena Bahasa Indonesia yang Unik

Belakangan ini, warganet di media sosial ramai membicarakan keunikan bahasa Indonesia. Bukan tentang ejaannya atau ragam bahasanya, melainkan tentang aksennya. Banyak yang berpendapat bahwa penutur bahasa Indonesia cenderung tidak memiliki aksen yang kuat atau sulit dideteksi aksennya saat berbicara dalam bahasa asing, seperti Inggris atau Jepang. Berbeda dengan penutur dari negara lain yang aksennya sering kali sangat khas dan mudah dikenali. Mengapa hal ini bisa terjadi?

Perspektif Linguistik: Fonologi dan Sistem Vokal

Secara linguistik, fenomena ini dapat dijelaskan melalui sistem fonologi atau struktur bunyi bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki sistem fonologi yang relatif sederhana dan stabil. Vokalnya hanya ada lima (a, i, u, e, o) dan konsonannya pun tidak terlalu rumit. Hal ini berbeda dengan bahasa Inggris, misalnya, yang memiliki 12-15 vokal dan diftong, serta variasi bunyi yang lebih kompleks.

Struktur fonologi bahasa Indonesia yang sederhana membuat penuturnya lebih mudah beradaptasi dengan fonologi bahasa lain. Kita tidak 'dipaksa' untuk membawa-bawa bunyi khas dari bahasa ibu kita. Singkatnya, karena sistem bunyi bahasa kita tidak seunik dan sekompleks bahasa lain, kita cenderung tidak meninggalkan "jejak" aksen yang kuat saat berbicara bahasa asing.

Pengaruh Budaya 

Selain faktor linguistik, fenomena ini juga bisa dilihat dari sudut pandang budaya. Budaya Indonesia dikenal memiliki sifat fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi yang tinggi. Sifat ini mungkin juga tercermin dalam cara kita berbahasa. Kita mudah menyerap kata-kata dari bahasa lain, berikut pengucapannya.

Contoh paling mudah bisa kita jumpai di media sosial. Sering kali kita menemukan video atau podcast di mana penutur dari Indonesia mampu berbicara bahasa Inggris dengan fasih, bahkan terdengar seperti penutur asli ( native speaker ). Bukan berarti ini berlaku semua orang Indonesia, karena kembali lagi, Indonesia terdiri dari berbagai macam suku budaya yang bahasa berbeda-beda. Tetapi fenomena ini cukup lazim ditemukan. Dapat kita simpulkan, bahwa fleksibilitas berbahasa adalah salah satu ciri khas penutur bahasa Indonesia/

Meskipun banyak yang berpendapat bahasa Indonesia tidak memiliki aksen yang kuat saat berbahasa asing, perlu diingat bahwa aksen bukanlah indikator kemampuan berbahasa. Yang terpenting adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif dan saling memahami.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun