Di tengah derasnya arus kapitalisme global yang menempatkan keuntungan di atas segalanya, ada satu gerakan ekonomi rakyat yang tetap tegak berdiri: Koperasi. Dalam konteks Indonesia, gerakan ini menemukan wajahnya dalam semangat Koperasi Merah Putih, sebuah simbol perlawanan yang senyap, namun berdampak nyata bagi kedaulatan ekonomi bangsa.Kapitalisme modern tidak datang dengan senapan dan tank. Ia datang melalui dominasi pasar, monopoli data, penetrasi aplikasi global, hingga hegemoni harga. UMKM lokal menjadi korban dalam permainan ini: ditekan oleh harga murah dari luar negeri, dibungkam oleh platform besar, dan kehilangan kendali atas ekosistem mereka sendiri.
Dalam sistem seperti ini, usaha kecil hanya menjadi "pelengkap penderita", bukan subjek utama pembangunan.
Koperasi Merah Putih bukan hanya lembaga ekonomi, tapi gerakan kesadaran kolektif. Ia mengajak pelaku usaha, petani, nelayan, dan anak muda untuk bergotong royong membangun kekuatan ekonomi bersama. Bukan berdasarkan persaingan, melainkan kebersamaan.
Mengapa disebut "jalan sunyi"? Karena koperasi sering dianggap kuno, lambat, atau tidak se-seksi startup teknologi. Padahal, di balik kesederhanaannya, koperasi menyimpan kekuatan: ia membangun dari bawah, pelan tapi kokoh.
Tidak banyak media yang meliputnya. Tidak banyak pemodal yang tertarik. Tapi justru karena itu koperasi menjadi alternatif paling tulus untuk melawan dominasi ekonomi yang memiskinkan banyak.
Generasi muda tak hanya bisa jadi konsumen kapitalisme digital. Mereka bisa memilih jalan lain: membangun komunitas ekonomi berbasis koperasi, menggunakan teknologi bukan untuk menghisap, tapi untuk memberdayakan.
Koperasi Merah Putih semoga bisa menjadi platform perjuangan baru. bukan hanya menjual produk, tetapi menawarkan sistem yang lebih manusiawi dan berkeadilan.
Koperasi Merah Putih adalah perlawanan halus tapi bermakna melawan sistem yang selama ini membungkam rakyat kecil. Jalan sunyi ini mungkin sepi, tapi ia menyimpan harapan bagi masa depan ekonomi Indonesia yang lebih adil dan berdaulat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI