Mohon tunggu...
Amorsa
Amorsa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kata-kata menjadi teman cerita

Perempuan yang ingin berkelana berburu cerita

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Setengah Mati

1 Maret 2021   16:47 Diperbarui: 1 Maret 2021   16:55 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ranjang putih, selimut belang
setia menemani.
Sudah satu minggu terbaring.
Mata terpejam.

Hening.

Sayup-sayup terdengar tangisan wanita.
Kanan dan kiri.
Sayup-sayup terdengar detak jantungku; di monitor

Mati rasa.
Kupaksa bangun, tetapi tak bisa.
Ragaku lemah, berbicara pun tak bisa.

Menjerit hati ini,
tangisan demi tangisan terus terngiang.
Apakah sudah waktunya?
Belum siap; raga ini berkata.

Teringat dua sosok malaikat dunia.
Sosok penenang dan peneduh.
Belum sempat kuucapkan kata romatis,
aku sudah membuat mereka meringis.

Sekujur tubuh ini dingin.
Aku merasakannya, penuh derita
tak bisa berbuat apa-apa.

Langit senja mulai kehilangan cahayanya.
Langit malam mulai datang,
awan jingga pergi silih berganti.

Tetapi, aku masih terbaring
setengah mati.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun