Mohon tunggu...
Amoli ndraha
Amoli ndraha Mohon Tunggu... wiraswasta

Lakukan sebisamu, jangan lemah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sound Horeg: Antara Hiburan dan Gangguan

28 Juli 2025   15:05 Diperbarui: 28 Juli 2025   15:14 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Speaker (Pixbay/Stocksnap)

Dalam kehidupan modern yang semakin bising, suara bukan hanya sekadar bunyi, ia dapat menjadi ancaman serius bagi kesehatan dan kenyamanan hidup. Salah satu fenomena yang sedang banyak dibicarakan ditengah masyarakat saat ini adalah "sound horeg", yaitu penggunaan sistem audio berdaya tinggi yang menghasilkan dentuman bass dan suara keras, biasanya digunakan untuk hajatan, pawai, atau hiburan jalanan. 

Di balik gemerlap dan gegap gempitanya, tersembunyi bahaya yang harus disadari bersama. Suara di atas 85 desibel (dB) yang terdengar dalam waktu lama berisiko menyebabkan gangguan pendengaran. 

Banyak sistem sound horeg menghasilkan suara di atas 100 dB, setara dengan suara pesawat lepas landas dari dekat. Paparan seperti ini dapat merusak sel rambut halus di telinga dalam secara permanen. 

Suara bising dapat meningkatkan kadar stres, kecemasan, bahkan memicu iritasi emosional. Beberapa orang melaporkan gangguan tidur, kecemasan sosial, hingga tekanan darah tinggi akibat paparan suara keras secara terus-menerus. 

Getaran rendah frekuensi (low frequency) yang dihasilkan oleh subwoofer besar tidak hanya terasa di telinga, tapi juga menekan dada dan organ dalam. Dalam kasus ekstrim, getaran ini bisa menimbulkan rasa mual, gangguan irama jantung, dan ketidaknyamanan fisik lainnya. 

Getaran suara yang berlebihan dalam jangka panjang bisa merusak struktur bangunan di sekitarnya, seperti retakan pada dinding, jendela bergetar, dan perabot rumah yang ikut bergoyang. Selain itu, suara keras bisa mengganggu ekosistem hewan peliharaan dan satwa liar. 

Banyak masyarakat mengeluhkan tidak bisa konsentrasi belajar, terganggu ibadahnya, bahkan sulit tidur karena dentuman sound horeg yang tak mengenal waktu dan tempat. Namun Fenomena sound horeg sering kali dianggap sebagai sarana hiburan rakyat oleh sebagian orang.

Dalam konteks budaya lokal, ini menjadi bagian dari pesta rakyat, ekspresi kebebasan, atau bentuk kebersamaan. Namun perlu diingat, setiap ekspresi kebebasan harus dibarengi dengan kesadaran akan batasan dan tanggung jawab sosial. 

Dampak Positif Penggunaan Sound Horeg:

  • Mendorong Kreativitas Anak Muda: Sound system buatan sendiri menunjukkan semangat kreatif dan teknis anak muda di berbagai daerah.

  • Menjadi Sarana Hiburan Murah: Warga bisa menikmati musik secara gratis dan terbuka di jalan atau lapangan.

  • Membuka Lapangan Usaha: Banyak penyewaan sound system kecil-kecilan tumbuh karena tren ini.

Dampak Negatif yang Perlu Diwaspadai:

  • Mengganggu Ketertiban Umum: Jika digunakan tanpa izin atau hingga larut malam, dapat mengganggu kenyamanan lingkungan

  • Potensi Konflik Sosial: Tetangga yang merasa terganggu bisa memicu pertikaian antarwarga.

  • Merusak Citra Masyarakat Sendiri: Acara yang awalnya ditujukan sebagai hiburan justru dianggap sebagai bentuk ketidaksopanan sosial.

Solusi dan Kesadaran Bersama

Agar penggunaan sound horeg tidak menjadi bumerang bagi masyarakat, diperlukan beberapa pendekatan bijak:

  1. Aturan Penggunaan yang Jelas dan Tegas
    Pemerintah daerah bersama tokoh masyarakat bisa membuat aturan yang mengatur jam, tempat, dan batas kekuatan suara yang diperbolehkan.

  2. Pendidikan Publik Tentang Bahaya Suara Berlebihan
    Edukasi kepada pengguna sound system tentang dampak suara dan getaran yang merusak kesehatan akan sangat membantu.

  3. Penciptaan Zona Aman Bunyi (Quiet Zone)
    Seperti di dekat rumah sakit, rumah ibadah, atau sekolah, yang tidak boleh diganggu oleh suara keras.

  4. Pengawasan oleh RT/RW dan Tokoh Adat/Agama
    Masyarakat bisa membentuk kesepakatan lokal yang menjunjung harmoni dan menghormati kenyamanan bersama.

Suara memang bisa menjadi penghibur, tapi jika digunakan secara berlebihan dan tanpa etika, justru akan berubah menjadi sumber kerusakan — bagi tubuh, lingkungan, dan hubungan sosial. Sound horeg harus ditempatkan dalam kerangka yang benar: hiburan yang tidak merampas ketenangan orang lain. 

Mari saling menghormati dan menumbuhkan budaya yang sehat dalam menggunakan teknologi suara. Harmoni bukan hanya soal musik, tapi juga soal hidup berdampingan dengan damai.

 

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun