Mohon tunggu...
Suparmin
Suparmin Mohon Tunggu... Guru - Seorang Pendidik Tingkat SMA di Kabupaten Gowa, Sulsel

Tebarkanlah kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sudah Tahu Beda "Cium dan Kecup?"

15 Februari 2021   08:45 Diperbarui: 15 Februari 2021   15:18 19980
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hey, Kawan! Kali ini saya belajar menulis lebih seksi. Maksudnya? Memikirkan untuk mengulik makna kedua kata ini, rasanya was-was. Seperti biasa saya bertanya dulu, ya!

(1)Apakah perempuan suka dikecup?

(2)Lelaki, lebih suka mengecup atau mencium?

Dua pertanyaan di atas seksi, bukan? Lah, agar tidak semakin banal, yuk, kita segera membuka kitab suci bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Dalam KBBI, "kecup" berarti: 1. n bunyi seperti bunyi bibir yang dimoncongkan lalu ditarik kembali (sehingga berbunyi "cup"). Di sini, "kecup" merupakan kata benda. Artinya, kecup cukup dengan memonyongkan bibir dan tarik kembali sampai terdengar bunyi "cup". Bisa kan? Tidak perlu mencari objek. 

Coba praktikkan sekarang. Saya pandu, ya! Pejamkan mata, kosongkan pikiran, monyongkan bibir, lepas ketupan bibir Anda. Bunyi, tidak? Tersenyumlah, Kawan! Makna 2. v mengecup: mencium dengan melekatkan bibir. Nah, untuk mempraktikkan ini, perlu obyek. Apa saja boleh, tetapi hati-hati memilih obyek. Mau lebih aman? Pilih saja benda mati sebagai objek. Baskom, misalnya. Aman? He..he..he..

Masih dalam KBBI,  cium (jangan ketik mencium) memiliki makna sentuh dengan bibir atau hidung.  Lah, hanya bibir? Hanya hidung? Jika cium pipi kiri dan kanan bagaimana? Tenang, Kawan! Jangan terburu-buru. Jika yang itu, berarti kita harus ketik "berciuman" yakni "Bersentuhan antara bagian depan dua benda." Berarti permukaan pipi termasuk benda, bukan?

Lalu, cukupkah pembahasan di atas untuk membedakan keduanya? Jika belum, yuk, praktikkan lagi. Mulailah dengan mengecup, setelah itu silakan mencium. Rasakan bedanya. Beda, bukan? Ha..ha...rasanya semakin banal.

Kawan, mengecup itu waktunya lebih singkat. Jika lebih lama, berarti mencium, dong. Ingat juga, jika hanya menghasilkan bunyi "cup" berarti mengecup. Akan tetapi, jika bunyinya bervariasi, tak tentu nada, saya curiga Anda sedang mencium. Apalagi jika suaranya aneh-aneh.
Kawan, jika mencium itu lebih popular dengan bibir. Mencium dengan hidung biasanya dilakukan oleh ibu kepada bayinya. Jika dahi, cukup dikecup saja, tidak usah dicium.

Kawan, jika seseorang mengecup Anda berarti dia begitu sayang kepada Anda. Akan tetapi, jika kecupannya berlanjut menjadi ciuman, berarti kasih sayang itu pun berulah menjadi sedikit bernafsu. (ini khusus dewasa beristri atau bersuami, ya!) Yang masih jomlo silakan lewati paragraf ini.

Kawan, yuk, kita mencium dan mengecup setiap hari. Ingat, pastikan pada objek yang tepat. Hati-hati, jangan sampai bukan bunyi "cup" yang Anda dengar, tetapi malah "prak" disertai rasa sakit.

Salam cergas

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun