Mohon tunggu...
Zaly
Zaly Mohon Tunggu... Mahasiswa

Seseorang yang gemar menulis cerpen dan karya lainnya. bisa kunjungi akun instagram untuk lebih lanjut !

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rumah Kayu di Tepi Sungai

14 Agustus 2025   07:28 Diperbarui: 14 Agustus 2025   07:28 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Bapak tahu, dulu Ibu pernah bilang... 'Aku ingin kita menua di rumah ini, Budi. Sampai rambut kita sama-sama putih dan cucu-cucu kita bermain di teras ini.'"

"Ya, Bapak ingat. Dan Bapak berjanji, Bapak akan tetap di sini, Nak. Bapak akan menjaga rumah ini sampai rambut Bapak benar-benar putih, dan sampai cucu-cucu Bapak bermain di teras ini."

Sarah menyandarkan kepalanya di bahu ayahnya. Di bawah rembulan yang semakin terang, mereka tahu bahwa rumah kayu itu bukan hanya sekadar bangunan. Itu adalah sebuah janji. Sebuah janji yang tak lekang dimakan waktu. Sebuah janji yang terus hidup dalam setiap jangkrik yang berbunyi, dalam setiap desiran angin, dan dalam setiap tetes air sungai yang mengalir, membawa kenangan indah tentang cinta yang abadi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun