Di sebuah desa kecil, hiduplah seorang gadis bernama Sari. Sari adalah anak yang cerdas dan penuh semangat. Mimpinya adalah menjadi seorang guru, namun kondisi ekonomi keluarganya sangat terbatas. Setiap hari, Sari membantu ibunya berjualan di pasar setelah pulang sekolah.
Suatu sore, saat Sari sedang membantu ibunya, dia melihat seorang guru baru yang sedang mengajar di sekolah. Dengan penuh rasa ingin tahu, Sari mendekat dan mendengarkan pelajaran yang disampaikan.
"Anak-anak, pendidikan adalah kunci untuk membuka pintu masa depan," kata Pak Budi, guru baru itu. "Siapa yang ingin berbagi cita-citanya?"
Sari mengangkat tangan. "Saya, Pak! Saya ingin menjadi guru seperti Bapak!"
Pak Budi tersenyum. "Itu cita-cita yang mulia, Sari. Apa yang sudah kamu lakukan untuk mencapai cita-cita itu?"
Sari terdiam sejenak. "Saya belajar dengan giat, Pak. Tapi saya juga harus membantu ibu di pasar."
"Bagus sekali! Namun, jangan lupa untuk terus belajar. Pendidikan tidak hanya di sekolah, tetapi juga di kehidupan sehari-hari," jawab Pak Budi.
Setelah mendengar kata-kata Pak Budi, Sari merasa termotivasi. Dia bertekad untuk belajar lebih giat. Setiap malam, setelah membantu ibunya, Sari menghabiskan waktu untuk membaca buku dan mengerjakan PR.
Suatu hari, saat Sari sedang belajar di teras rumah, temannya, Rina, datang menghampiri. "Sari, kenapa kamu belajar terus? Ayo main!"
Sari menjawab, "Aku ingin belajar agar bisa menjadi guru. Aku ingin mengajarkan anak-anak di desaku."