"Kadang, kita perlu berani menunjukkan bakat kita. Cinta dan musik itu mirip, kadang kita harus mengambil risiko," Raka berkata, matanya menatap Nia dengan serius.
Nia terdiam sejenak, merenungkan kata-kata Raka. "Kau benar. Mungkin aku harus lebih berani."
Malam itu, mereka berbagi cerita dan tawa, seolah waktu berhenti. Raka mengajak Nia untuk berjalan-jalan di sekitar taman. "Ayo, kita lihat bintang-bintang."
Nia mengangguk, merasa senang bisa menghabiskan waktu bersamanya. Saat mereka berjalan, Raka bertanya, "Apakah kamu percaya pada cinta sejati?"
Nia terdiam sejenak, lalu menjawab, "Aku ingin percaya. Tapi kadang, hidup tidak selalu berjalan sesuai harapan."
Raka mengangguk, memahami. "Aku juga pernah merasakannya. Tapi aku percaya, jika kita berjuang, cinta sejati akan menemukan jalannya."
Nia tersenyum, merasakan koneksi yang mendalam. "Mungkin kita hanya perlu berani mengambil langkah."
Saat mereka berhenti di bawah pohon besar, Raka berkata, "Nia, aku merasa kita sudah saling mengenal lama, padahal baru bertemu sore ini."
"Kadang, perasaan bisa muncul dengan cepat. Seperti melodi yang langsung menyentuh hati," Nia menjawab, menatap Raka dengan lembut.
Saat malam semakin larut, mereka bertukar nomor telepon dan berjanji untuk bertemu lagi. Nia pulang dengan senyuman di wajahnya, merasakan harapan baru dalam hidupnya.
Di taman yang indah itu, dua hati yang awalnya asing kini terhubung oleh musik dan kata-kata. Mereka tahu bahwa ini adalah awal dari sebuah kisah yang indah.
