“Baiklah, berikan teka-tekinya!” tantang Arif. Setelah berpikir keras, ia berhasil memecahkan teka-teki itu. “Jawabannya adalah ‘bayangan’!” teriaknya dengan gembira.
Pintu gua terbuka, membawanya ke tempat yang lebih dalam. “Kau cukup cerdas, Arif,” puji makhluk itu.
Ujian terakhir adalah ketulusan hati. Arif harus memilih antara mengambil harta karun yang berkilau atau menyelamatkan seekor burung yang terperangkap di dalam jaring. Burung itu berkicau, “Tolong, aku terjebak!”
Arif menatap harta karun yang berkilau dan kemudian burung itu. “Aku tidak bisa membiarkanmu menderita,” katanya. Tanpa berpikir panjang, Arif memilih untuk menyelamatkan burung itu.
“Terima kasih, Arif! Kau adalah pahlawanku!” chirp burung itu.
Makhluk itu muncul kembali dan tersenyum. “Kau telah lulus semua ujian. Harta karun sejati adalah kebaikan hatimu.”
Tiba-tiba, harta karun yang sebenarnya muncul di hadapan Arif, bukan berupa emas atau permata, tetapi pengetahuan dan pengalaman yang tak ternilai. “Apa ini?” tanya Arif, terkejut.
“Harta ini akan membawamu pada petualangan dan kebijaksanaan. Gunakanlah dengan bijak,” jawab makhluk itu.
Arif pulang ke desanya dengan hati penuh kebahagiaan. Ia menceritakan pengalamannya kepada teman-temannya. “Kalian tidak akan percaya apa yang aku alami!” serunya.
“Cerita kami!” seru salah satu temannya.
“Di hutan, aku bertemu makhluk yang menguji keberanianku, kecerdasanku, dan ketulusan hatiku,” jelas Arif.