Mohon tunggu...
Amir Mahmud Hatami
Amir Mahmud Hatami Mohon Tunggu... Lainnya - Aku Berpikir, Maka Aku Kepikiran

Menemukan sebelah sepatu kaca di jalanan. Siapa tahu, salah satu dari kalian kehilangan!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kebahagiaan Itu Datang, di Kala Hujan

23 Desember 2020   19:09 Diperbarui: 23 Desember 2020   19:21 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Nur Andi Ravsanjai Gusma dari Pexels

“Iya deh, mas.”

Secangkir kopi dan donat singkong saya taruh tepat di sampingnya. Tidak butuh waktu lama untuknya menghabiskan secangkir kopi yang mulai hangat itu. Gurihnya donat berbahan dasar singkong, juga dilahapnya dengan terburu-buru, sembari membaca alamat paket kiriman selanjutnya yang kebetulan tidak jauh dari rumah saya. 

Wajahnya tampak dipenuhi kegelisahan ketika melihat hujan yang tidak kunjung reda. Belum sempat mengajaknya bercengkrama, sebab paket yang berisi sebuah laptop harus dijajal seperti yang di amanatkan oleh ayah. Dengan agak tergesa-gesa, ia memohon pamit untuk melanjutkan pekerjaan, dan menutupnya dengan ucapan terima kasih.    

“Mas, kopi sama donatnya enak banget. Tapi saya gak bisa lama-lama di sini, masih ada paket yang harus di antar. Saya mohon pamit pergi ya, mas. Terima kasih buat kopi sama donatnya.”

Kali ini, saya tidak dapat menahannya untuk pergi. Saya sudah berdosa karena meninggalkannya sendirian di halaman. Hanya kata “Maaf ” dan “Terima kasih” yang mampu saya ucapkan kepadanya.

Suara mesin motornya mulai terdengar lagi. Jaket hujan hijaunya kembali berfungsi. Sebelum tancap gas, ia menyempatkan menolehkan kepalanya ke arah saya, untuk sekedar memberi senyuman. Saya pun membalasnya dengan lebar. 

Dalam benak saya, mungkin kurir JNE itu berinisiatif mengenakan jaket hujan, dan menutupi paket bingkisan dengan terpal plastik agar tidak rusak. Dan, mungkin juga ia tidak sadar telah menyantuni banyak orang dengan tenaga dan waktu yang ia miliki. Semoga kehadirannya selalu diiringi doa yang baik-baik.  

Entah karena target atau terbiasa menghadapi hujan, semua paket bingkisan yang ada di motornya diantarkannya pada hari itu juga—sesuai alamat penerima. Jujur, sebenarnya saya tidak mengetahui prosedur operasional JNE mengenai proses pengiriman paket ketika cuaca sedang hujan. 

Akan tetapi, tanggung jawabnya yang besar terhadap pekerjaan yang digelutinya itu, berhasil membuat saya takjub. Berkat jasanya lah, laptop yang ayah saya beli melalui aplikasi toko online tiba dengan selamat dan tepat waktu. 

Bukan hanya saya saja yang dibuatnya bahagia, orang lain yang paketnya ada padanya pada hari itu pun akan merasa demikian. Ia membuat saya teringat pada petuah yang pernah diberikan oleh almarhum Abdurahman Wahid atau kerap di sapa Gus Dur, kepada Hermawi Taslim. 

Seperti yang dilansir dari Kompas.com (30/12/2009), Gus Dur berkata, “Tidak penting apa pun agama atau sukumu. Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak pernah tanya apa agamamu.” Meskipun di luar konteks, namun, bagi saya tetap relevan digunakan. Karena saya percaya, “Jika kita berbuat baik, bukan hanya agama yang tidak dipertanyakan, melainkan juga identitas orang tersebut.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun