Mohon tunggu...
amir amirudin
amir amirudin Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jangan Pulang Sebelum Doktor

9 Juni 2022   07:50 Diperbarui: 9 Juni 2022   07:54 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

 "Aku tidak pernah melihat pada aib manusia, melebihi kurangnya usaha dari yang mampu meraih kesempurnaan. Masih bisa melangkah kok berhenti," Ibu mendendangkan syair al-Mutanabbi`.

Meski tidak ada paksaan dan dorongan, aku tetap merasa utang belum lunas. Cita-cita menjadi doktor, ingin kutunaikan.

Begitulah Ibu mendidik aku dan Kak Salim. Masing-masing kami merasa anak yang dicintainya. Ibu pun tidak ingin membebani kami dengan obsesinya. Suatu hari kudengar nasihatnya saat memberikan materi pada suatu seminar,

"Jika orang tua mematok anak menjadi sosok yang dia inginkan, bisa jadi anak akan mengikuti permintaan orang tua untuk menunjukkan ketaatan. Tapi itu hanya akan menjadi beban bagi anak, dan tidak akan mengantarkan mereka menjadi manusia yang sukses dan bahagia," jelas Ibu.

Terakhir, menurut ibuku,

"Fondasi agama dan akhlak, tidak bisa hanya dibentuk di sekolah, melainkan yang utama dibangun di rumah."

Pendidikan anak adalah tanggung jawab orang tua. Orang tua wajib menjaga diri dan anak-anaknya dari keterjerumusan ke dalam neraka. Tamat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun