Mohon tunggu...
Amir Mahmud
Amir Mahmud Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger Lepas

Blogger lepas yang selalu haus akan ilmu pengetahuan. Bercita cita ingin mengembangkan desanya melalui sedikit keahlian menulisnya.

Selanjutnya

Tutup

Atletik

Mau Ikut Lomba Lari Sambil Berwisata? Datang Saja ke Event Tahunan Mandiri Jogja Marathon

18 Mei 2019   16:44 Diperbarui: 18 Mei 2019   18:36 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pelari dengan semangat mengikuti lomba lari MJM 2019. Dok. Mandiri Jogja Marathon 2019

Mengunjungi berbagai tempat wisata di Jogjakarta seperti Candi Prambanan, Candi Sewu, Candi Plaosan, dan wisata lainya di hari-hari biasa, mungkin sudah biasa ya suasananya ? Namun bagaimana jika saat mengunjungi tempat tersebut, kita bisa mengikuti dan menyaksikan event bergengsi yang hanya ada setahun sekali, pasti suasananya sangat beda, sehingga liburan pun jadi lebih menyenangkan.

Yup, saya ada kabar gembira nih,  karena di Yogyakarta, diadakan event tahunan bernama Mandiri Jogja Marathon, yang hingga saat ini sudah berjalan 3 kali, dari 2017-2019. Dan tahun ini telah sukses dilaksanakan pada 28 April 2019 kemarin.

Mandiri Jogja Marathon (MJM) adalah event lomba lari berkonsep wisata yang pada tahun ini diikuti oleh 7.500 peserta. Kebanyakan dari mereka berasal dari luar Yogyakarta. Ada juga sebagian peserta dari Negara lain, seperti dari Kenya, Malaysia, dan Singapore. Jauh-jauh datang dari luar negeri, membutikan bahwa event ini begitu menarik minat para pelari dikarenakan konsep uniknya, selain mungkin ingin menyalurkan bakatnya masing-masing.

3 pelari asal Kenya berhasil menyabet juara di Mandiri Jogja Marathon (MJM) 2019. Dok. http://jogja.tribunnews.com
3 pelari asal Kenya berhasil menyabet juara di Mandiri Jogja Marathon (MJM) 2019. Dok. http://jogja.tribunnews.com

Untuk rutenya (full marathon), lokasi start yang dimulai di Candi Prambanan tentunya sangat menarik perhatian banyak orang. Secara, Candi Prambanan merupakan tempat istimewa bersejarah nan indah dan merupakan destinasi yang ingin dikunjungi banyak orang dari seluruh dunia. Tidak heran jika banyak peserta dari Negara lain pun hadir untuk ambil bagian.  

Kemudian pada km 13 sampai km 15, pelari akan menyaksikan pemandangan gunung merapi yang menyejukan mata. Lalu di km 26, pelari akan melewati Monumen Taruna Perjuangan dan Museum Pelataran. Berikutnya di km 37 sampai km 39, pelari akan mlelewati Candi Plaosan Lor dan Plaosan Kidul. Sedangkan di km 40, pelari akan menikmati indahnya Candi Sewu dan Candi Bubrah dan finish di Candi Prambanan.

Bukan hanya itu, disepanjang jalan, pelari juga akan menikmati pemandangan unik dari mulai pertunjukan budaya, seperti gamelan, tari tarian, tumbuk lesung, dan banyak lagi yang lainya. Dan tentunya keramahan warga sepanjang 13 desa yang selalu menebar senyum, membuat pelari menjadi lebih bersemangat menyelesaiakan lintasan lomba. Untuk jaraknya, terdapat  4  kategori, yaitu full marathon, half marathon, 10k, dan 5k. Dan seperti apa sih uniknya ajang lomba lari ini, yuk kita ulas sama-sama.

1. Melewati Wisata Sejarah

a. Candi Prambanan

Candi Prambanan menjadi ikon unik tersendiri dari event MJM 2019. Dok. KONTAN/Daniel Prabowo
Candi Prambanan menjadi ikon unik tersendiri dari event MJM 2019. Dok. KONTAN/Daniel Prabowo

Seperti diatas saya tuliskan, yang unik dari Mandiri Jogja Marathon untuk tahun ini, start dan finishnya berada di Candi Prambanan. Tentunya ini menjadi pengalaman unik tersendiri karena megahnya bangunan Candi ini. Buat mereka yang baru pertama kali ikutan, ini merupakan pemandangan tak biasa, terutama para turis asing yang mungkin baru pertama melihat Candi Prambanan.

Candi Prambanan adalah Candi Hindhu terbesar di Jawa Kuno yang di bangun oleh Rakai Pikatan sekitar tahun 850 Masehi, yang secara berkelanjutan di sempurnakan oleh Raja Lokapala dan Raja Balitung Sambu. Candi Prambanan dibuat dan dipersembahkan untuk Trimurti. Yaitu 3 dewa utama dalam agama Hindu. Dewa Brahma sebagai dewa pencipta, Dewa Wishnu sebagai Dewa pemelihara, dan Dewa Siwa sebagai Dewa pemusnah.

Menurut prasasti Siwaghra, nama asli dari kompleks candi ini yaitu Siwagrha yang dalam bahasa sansekerta berarti Rumah Siwa. Dan memang pada ruang utamanya (garbagriha) pada candi ini, terdapat Arca Siwa Mahadewa setinggi 3 meter yang menunjukan bahwa Dewa Siwa adalah Dewa yang paling diutamakan.

b. Candi Plaosan

Megahnya Candi Plaosan kaya akan sejarah juga di lewati para pelari. Dok. https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/
Megahnya Candi Plaosan kaya akan sejarah juga di lewati para pelari. Dok. https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/

Selain melewati Candi Prambanan, pelari juga melewati Candi Plaosan yang pemandangannya tak kalah menarik. Melintasi Candi Plaosan akan menimbulkan kesan tersendiri. Selain karena bangunan candinya yang megah dan indah, lokasi candi yang berada ditengah persawahan juga menambah eksotisme tersendiri. Terlebih saat musim tandur karena banyak warga turun ke sawah untuk menggarap sawahnya.

Candi Plaosan berjarak sekitar 1.5 km dari Candi Prambanan. Candi Plaosan terbagi menjadi 2 yaitu Candi Plaosan Lor (utara) dan Candi Plaosan Kidul (selatan). Candi ini dikelilingi oleh parit berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran 440 x 270 meter dengan lebar parit 10 meter, serta tingginya 2.5 meter. Di luar parit, Candi ini memiliki pagar keliling membentuk empat persegi panjang dengan ukuran 460 x 290 meter.

Berdirinya Candi Plaosan berawal dari kisah cinta Raja Rakai Pikatan yang berasal dari Dinasti Sanjaya dan beragama Hindu, dengan Puteri Pramordhawardani dari dinasti Syailendra yang beragama Budha. Dimana kisah cinta keduanya banyak terjadi penolakan karena berbeda agama.

Sebagai wujud cinta dari Raja Rakai Pikatan pada kekasihnya, beliau membuat Candi ini. Candi ini juga sebagai wujud toleransi antar umat beragama. Meskipun Sang Raja beragama Hindu, ia tetap memberi kebebasan kepada warganya untuk menganut keyakinan yang berbeda. Dan menurut mitosnya, jika ada pasangan yang datang kesini, maka cintanya akan langgeng.

c. Monumen Taruna

Monumen taruna sebagai saksi sejarah perjuangan Indonesia melawan penjajah, juga di lewati pelari MJM 2019. Dok. https://fajar.co.id
Monumen taruna sebagai saksi sejarah perjuangan Indonesia melawan penjajah, juga di lewati pelari MJM 2019. Dok. https://fajar.co.id

Selain Candi, pelari juga akan melewati Monumen Taruna. Monumen ini di bangun untuk mengenang perjuangan para taruna Akmil yang gugur saat melawan Belanda pada 24 Februari 1949.

Sejarahnya, Pasca agresi militer ke 2 pada 19 Desember 1948 silam, Ibukota Indonesia yang saat itu berada di Yogyakarta dikuasai oleh Belanda. Hingga pada akhirnya Belanda mengetahui beberapa markas tentara Indonesia di Sleman dan melakukan operasi di beberapa daerah seperti Kalasan, Turi, Pakem, dan Godean.

Operasi militer Belanda di area timur diantaranya seperti di Bogem, Kalasan, mengakibatkan 2 perwira remaja, 5 taruna dan 1 anggota tentara pelajar, dan beberapa warga, gugur.

Dalam peristiwa ini juga terjadi aksi pemenggalan kepala Letnan Husein yang menurut Belanda adalah Letnan Komarudin yang terkenal akan kebal senjata. Dan dari peristiwa tersebut di bangunlah monumen ini untuk mengenang perjuangan mereka.

d. Candi Sewu

Candi Sewu yang juga tak kalah megah dan kaya akan nilai sejarah, juga di lewati pelari MJM 2019. Dok. instagram.com/ayodolan
Candi Sewu yang juga tak kalah megah dan kaya akan nilai sejarah, juga di lewati pelari MJM 2019. Dok. instagram.com/ayodolan

Selain Monumen Taruna, pelari juga akan melewati Candi Sewu yang pesona dan nilai sejarahnya tak kalah menarik. Di namakan candi sewu dikarenakan jumlah candi yang ada disini seolah-olah ada 1000. Sewu dalam bahasa jawa artinya 1000. Padahal jumlah yang sebenarnya hanya 249 buah.  

Sejarah candi sewu juga dikaitkan dengan legenda Bandung Bondowoso dan Roro Jonggrang. Dimana Bandung Bondowoso jatuh cinta kepada Roro Jonggrang namun ditolak karena dirinya telah membunuh Ayahnya.

Karena Bandung Bondowoso terus meminta Roro Jonggrang untuk menikahinya, akhirnya ia pun menyetujuinya, namun dengan syarat minta dibuatkan 1000 candi dalam semalam. Bandung Bondowoso pun menyanggupinya. Untuk membuatnya, Ia meminta bantuan dari bangsa ghaib.

Saat candi ke 999 dibuat, Roro Jonggrang berbuat curang dengan membangunkan para dayang dan perempuan desa untuk menumbuk padi dan membakar jerami di sisi timur. Mengetahui hal itu, para mahkluk ghaib pun ketakutan karena mengira matahari mulai terbit.

Kecuranganya pun diketahui Bandung Bondowoso, dan ia pun murka dengan mengutuk Roro Jonggrang menjadi candi ke 1000. Karena cerita tersebut, candi ini dinamakan Candi Sewu.

e. Candi Bubrah

Candi Bubrah yang kaya akan nilai sejarah, juga di lewati oleh pelari MJM 2019. Dok. https://kebudayaan.kemdikbud.go.id
Candi Bubrah yang kaya akan nilai sejarah, juga di lewati oleh pelari MJM 2019. Dok. https://kebudayaan.kemdikbud.go.id

Selain Candi Sewu, pelari juga melewati Candi Bubrah yang tak kalah menarik pesona dan sejarahnya. Di namakan Candi Bubrah karena bangunan candi ini hancur berantakan. Bubrah dalam bahasa Jawa artinya berantakan.

Menurut perkiraan, Candi ini dibangun pada abad ke 9 pada masa Kerajaan Mataram Kuno. Candi ini berukuran 12x12 meter dan terbuat dari batu jenis andesit.  Saat Candi ini ditemukan, terdapat beberapa patung Budha biarpun tak utuh lagi.

2. Wisata Alam

Indahnya Gunung Slamet juga di lewati oleh pelari MJM 2019. Dok. Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya
Indahnya Gunung Slamet juga di lewati oleh pelari MJM 2019. Dok. Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya

Selain wisata sejarah, pelari juga akan menikmati wisata alam seperti gunung merapi di km 13 sampai 15, jalan desa yang sejuk dan penuh pepohonan, hijaunya persawahan, yang tentunya menjadi kesan unik tersendiri bagi pelari.  

Para pelari MJM 2019 sedang berlari di antara area persawahan. Dok. tempo.co
Para pelari MJM 2019 sedang berlari di antara area persawahan. Dok. tempo.co

3. Wisata Budaya

Atraksi tumbuk lesung menyambut pelari MJM 2019. Dok. tempo.co
Atraksi tumbuk lesung menyambut pelari MJM 2019. Dok. tempo.co

Untuk wisata budaya, pelari akan di suguhkan dengan berbagai macam atraksi. Seperti tumbuk padi, tari-tarian tradisional, ataupun pertunjukan alat musik tradisional seperti gamelan. Dan ini menjadi tontonan unik tersendiri sekaligus membuktikan bahwa Indonesia kaya akan budaya.  

4. Wisata Kuliner

Gudeg Jogja menjadi kuliner yang bisa di nikmati di event MJM 2019. Dok. gudegyudjumpusat.com
Gudeg Jogja menjadi kuliner yang bisa di nikmati di event MJM 2019. Dok. gudegyudjumpusat.com

Di event ini, pelari juga bisa mencicipi nikmatnya kuliner tradisional ataupun modern khas Yogyakarta. Seperti Pecel, Sate Klathak khas Jogja yang melegenda, dan tentunya Bakpia dan Gudeg.

Oiya, ada banyak sekali sponsor bidang kuliner di acara ini, seperti Gudeg Yu Djum, Ayam Goreng Bu Tini, Sate Pak Pong, Sate Kadipiro Plus, dan banyak lagi yang lainya. Yang tentunya akan memanjakan lidah para pelari dan pengunjung.  

Nah, dengan serentetan wisata diatas ditambah keramah warganya, tentunya akan menimbulkan pelari semangat untuk sampai garis finish.  

--------------------------
Berkunjung ke Mandiri Jogja Marathon juga bisa alternative kegiatan olagraga sambil berwisata bersama keluarga. Bagi yang kebetulan tinggal atau sedang berlibur di Jogja, menyaksikan event tahunan ini pastinya akan lebih seru dengan mengajak orang-orang terkasih. 

Mandiri Jogja Marathon bisa jadi alternative liburan bersama keluarga yang menyehatkan. Dok. https://www.thejakartapostimages.com
Mandiri Jogja Marathon bisa jadi alternative liburan bersama keluarga yang menyehatkan. Dok. https://www.thejakartapostimages.com

Nah, sebelum atau sesudah acara, kalian juga bisa berwisata ke berbagai tempat wisata disekitar lokasi acara, seperti :

a. Taman Tebing Breksi

Tebing Breksi, wisata lain di sekitar prambanan yang tak kalah menarik untuk di kunjungi. Dok. travelisto.co.id
Tebing Breksi, wisata lain di sekitar prambanan yang tak kalah menarik untuk di kunjungi. Dok. travelisto.co.id

Taman Tebing Breksi merupakan tempat wisata yang masih baru di Yogyakarta. Taman ini awalnya merupakan bekas tambang batu putih yang kemudian beralih fungsi menjadi tempat wisata. Jika kalian naik ke atas, kalian bisa melihat indahnya Candi Prambanan dan Landasan Pacu Bandara Adisucipto Jogjakarta.

b. Candi Ijo

Candi Ijo, wisata lain di sekitar Candi Prambanan. Dok. https://piknikasik.com
Candi Ijo, wisata lain di sekitar Candi Prambanan. Dok. https://piknikasik.com

Candi Ijo adalah Candi yang letaknya paling tinggi di antara banyak Candi yang ada di Yogyakarta. Dari Candi ini, kalian bisa menikmati pemandangan alam Jogja jika menoleh kebawah.

Selain itu masih ada Candi Sambisari, Candi Abang, Candi Ratu Boko dan banyak lagi yang lainya

Dan sesampainya di garis finish bagi yang memenuhi syarat, pelari juga akan mendapatkan medali yang sangat unik bergambarkan Rama dan Shinta.

Medali etnik untuk pelari di MJM 2019. Dok. https://biz.kompas.com
Medali etnik untuk pelari di MJM 2019. Dok. https://biz.kompas.com

Bagaiamana, seru sekali, bukan ? Mengikuti event ini pasti akan menimbulkan kesan tersendiri. Secara, acara ini bukan sekedar lomba lari biasa, tapi bisa sekalian berwisata. Senang dapet, sehat pun dapet. Dan bagi yang totalitas, akan ada hadiah jutaan rupiah buat pemenangnya. Berhubung acara tahun ini sudah selesai, maka tinggal menunggu tahun depan ya....

1. https://www.maioloo.com/tempat-wisata/jawa-tengah/candi-plaosan/
2. https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-4165117/monumen-plataran-mengenang-perjuangan-taruna-militer-academy
3. https://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Prambanan
4. https://www.alodiatour.com/tebing-breksi/
5. https://www.jejakpiknik.com/taman-tebing-breksi/
6. https://wedangkopiprambanan.com/6-wisata-jogja-dekat-candi-prambanan-yang-wajib-dikunjungi/
7. https://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Bubrah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Atletik Selengkapnya
Lihat Atletik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun