Mohon tunggu...
Aminuddin Malewa
Aminuddin Malewa Mohon Tunggu... Freelancer - Penjelajah narası

Penikmat narasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Satu Juta Judul Buku Baru, Berapa yang Sudah Anda Baca?

17 Mei 2021   09:57 Diperbarui: 17 Mei 2021   15:53 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Baca buku (Photo by Nataliya Vaitkevich from Pexels)

Rasanya jawabnya tidak atau belum tentu.

Laman Beritasatu pernah menampilkan data bahwa hingga Januari 2021, Indonesia yang penetrasi internetnya 73,7%, memiliki pengguna internet sebanyak 202,6 juta jiwa yang meningkat 16% (sekitar 27 juta) dibanding tahun sebelumnya.

Untuk apa saja mereka atau kita menggunakan internet?

Ternyata 92% penduduk berusia 15 -- 64 tahun menggunakan layanan Youtube! Popularitas Youtube disusul oleh Whatsapp, Instagram, Facebook dan Twitter.

Riset situs HootSuite dan agensi marketing We Are Social bertajuk Digital 2021: Global Overview Reports menyatakan bahwa Indonesia menduduki peringkat delapan dari 47 negara terbanyak menghabiskan waktu di Internet dengan rata-rata menghabiskan 8 jam 52 menit untuk berselancar di Internet. Indonesia masuk dalam 10 besar negara yang kecanduan media sosial. Posisi Indonesia sendiri berada di peringkat 9 dari 47 negara yang dianalisis. Rata-rata masyarakat Indonesia menggunakan media sosial selama 3 jam 14 menit, lebih tinggi dari rata-rata global selama 2 jam 25 menit.

Kecanduan medsos sudah tentu akan diiringi dengan keaktifan dalam perbincangan beragam tema yang tersaji. Namun sayangnya kemudian muncul sindiran "ganas komen di medsos, tapi malas baca" seturut maraknya hoaks yang beredar dalam perbincngan itu.

Poin terakhir ini yang ingin penulis ajak pembaca sekalian untuk merenunginya.

Ramadhan baru berlalu.

Dalam Ramadhan kaum Islam  sangat dianjurkan untuk memperbanyak mengaji atau membaca Quran. Salah satu amalan yang disukai adalah membaca kitab suci dan diharapkan juga selepas Ramadhan aktifitas membaca tetap berlanjut. Dalam kontek mengolah informasi, termasuk informasi dari Kitab Suci, membaca atau mengaji dianjurkan juga untuk memahami maknanya mulai dari tafsir sampai ke hadits yang merupakan penjelasan operasional ayat demi ayat dari Qur'an.

Pada tahap inilah sebenarnya salah satu kelemahan kita sebagai bangsa, yaitu sering tidak merasa penting untuk mendalami apa yang dibaca secara komprehensif. Konten informasi yang tidak dilengkapi pemahaman kontek situasi dan kondisi seringkali tanpa sadar kemudian digunakan dengan tidak melihat kesesuaiannya. Tidak heran kalau kemudian tuduhan kafir-mengkafirkan, bid'ah-bukan bid'ah dan sejenisnya yang awalnya merupakan domain privat atau kelompok kemudian mengemuka ke ruang publik dan lalu mengganggu hubungan sosial. Pada ranah yang tidak spesifik berangkat dari domain privat, seperti agama, fenomena ini muncul dalam bentuk ujaran kebencian dan sebaran berita bohong dengan ragam tujuannya. Kecanduan bermedsos sebagaimana dikutip di bagian awal mempersubur kondisi ini.

Sederhananya, tingkat literasi yang rendah menjadi awal dari gagal cerna informasi sebagian besar warga bangsa ini. Budaya baca yang tidak dianggap sebagai kebutuhan dasar menjadikan percakapan antar warga lebih sering dilandasi oleh asumsi dan stereotype.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun