Mohon tunggu...
Amidi
Amidi Mohon Tunggu... Dosen - bidang Ekonomi

Fakultas Ekonomi dan.Bisnis Universitas Muhamadiyah Palembang

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Dimana Saja Kapan Saja Kita Akan Dihadang Iklan

29 Januari 2023   14:26 Diperbarui: 29 Januari 2023   14:52 707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Dampak positif bagi konsumen, sajian iklan tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan, media informasi, sebelum memutuskan untuk membeli suatu produk. Betapa tidak, dengan banyaknya sajian iklan berupa   informasi  tentang suatu produk tersebut, informasi tentang harga suatu produk, informasi tentang tipe-tipe suatu produk, informasi tentang tempat membeli, dan beberapa informasi lainnya.

Kemudian pada bagian lain, Didy dalam dididasilva1996.blogspot.com, 11 Juni 2016 mensitir dampak positif-negatif iklan. Dampak positif  iklan adalah memberikan alternatif produk, meningkatkan kepercayaan konsumen  terhadap produk  tertentu, berfungsi senagai media perkenalan antara produk atau usaha terhadap konsumennya dan memberikan penjelasan serta manfaat suatu produk.  Sedangkan dampak negatifnya adalah mendorong konsumen  konsumtif, menyebabkan harga suatu produk menjadi lebih mahal, dan memberi kesan semua produk yang diiklankan berkualitas baik.  

Sikapi Iklan Secara Bijak.

Sajian iklan yang  kita baca, yang kita tonton, yang kita dengar tersebut hendaknya jangan langsung disikapi dengan emosional, langusng tergoda dan pada akhirnya memutuskan untuk membeli. Seharusnya dipertimbnagkan terlebih dahulu, ditelaah terlebih dahulu, dan yang lebih penting harus di dukung dengan kemapuan membeli alias memiliki uang yang cukup untuk membeli suatu produk tersebut, kalu sudah ditelaah dari semua aspek, baru memutuskan untuk membeli suatu produk tersebut.

Apalagi  anak negeri  ini cendrung, "konsumerisme", kalau pun tidak belebihan saya katan "tukang beli", jika sudah begini, maka iklan sangat ampuh untuk membidik mangsanya (baca: konsumen). Sebaiknya sikapi sajian iklan dengan bijak, iklan tersebut hendaknya dijadikan sumber   informasi terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk mebeli suatu produk tersebut. Jika sudah ditelaah dan ternyata memang kondisi kita selaku sudah memungkinkan untuk membeli suatu produk tersebut, baru kita putuskan untuk membeli.  Sebaliknya, jika belum siap untuk membeli, maka sebaiknya ditunda terlebih dahulu. "Membeli Sesuai Kebutuhan Jangan Membeli Berdasarkan Keinginan"

Idealnya, pada diri konsumen tersebut memang sudah ada  kemampuan untuk membeli suatu produk, baru kita mencari produk tersebut melalui sajian suatu iklan. Contoh, penulis sendiri, pada saat mau membeli ikat pinggang, dengan merek  yang berinisial  atau dengan lambang "A" (baca: Aegner) , maka baru saya membuka sajian iklan tentang tipe-tipe tali pinggang dengan lambang "A" tersebut dan sekaligus membandingkan harga-harga yang ditawarkan oleh penjualnya.

Dalam hal ini tidak ada salahnya kalau kita memposisikan diri selaku  konsumen yang cerdas yakni konsumen yang senantiasa mengindahkan suatu peringatan: . "TELITI SEBELUM MEMBELI"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun