Mohon tunggu...
Amel Widya
Amel Widya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PPNASN

Perempuan Berdarah Sunda Bermata Sendu. IG: @amelwidya_ Label Kompasiana: #berandaberahi

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Berani Jadi Petani Milenial?

22 Mei 2019   19:54 Diperbarui: 22 Mei 2019   20:04 3976
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Taufik Hidayat sang petani milenial [Foto: DetikFinance/Taufik Hidayat]

Selain itu, Yogi merekrut anak-anak milenial di sekitarnya. Mereka bahu-membahu mengolah kebun dengan gaya kekinian. Bagi Yogi, petani itu trendi dan gaul. Kabar tentang Yogi bisa khalayak baca di Trubus Edisi 575 Oktober 2017 atau di PakTaniDigital. 

Kita sudah menyingkap semuanya. Petani bukan lagi profesi kumal dan kusam. Petani bukan lagi profesi dengan masa depan muram dan suram. Teknologi pertanian pun terus berkembang. Jelaslah bahwa Indonesia butuh anak-anak milenial yang berani menjadi petani.

Potensi Indonesia sebagai negara agraris tidak boleh musnah begitu saja. Penulis berharap akan ada Taufik atau Yogi lain di dunia pertanian cerdas kita. Di luar itu, revolusi industri terus berjalan. Kita, rakyat dan Pemerintah, tidak boleh berleha-leha.

Adopsi IoT pun kian lesat menembus sekat dunia pertanian. Bagaimanapun caranya, generasi milenial harus dipikat dan ditarik agar melirik dunia pertanian cerdas. Bisa sebagai pengurai data raksasa (bigdata), bisa sebagai petani milenial. Bisa bertani hidroponik, bisa bertani akuaponik, bisa juga bertani dalam ruangan.

Maka dari itu, orangtua tidak perlu merasa terlalu cemas apabila putranya sibuk mengulik gawai. Siapa tahu minat dan bakatnya di teknologi digital, lalu terpikat mengembangkan pertanian cerdas berbasis IoT. Siapa tahu, kan?

Tampilan kebun yang dikelola dengan konsep Pertanian Cerdas (Smart Farming) | Foto: EasternPeak
Tampilan kebun yang dikelola dengan konsep Pertanian Cerdas (Smart Farming) | Foto: EasternPeak
Kaum milenial juga mestinya tidak usah khawatir lagi. Menjadi petani tidak mesti berkubang di lumpur. Sekalipun begitu, yang penting halal dan banjir rupiah.

Jadi, jangan takut jadi petani milenial.

Amel Widya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun