Mohon tunggu...
Amelia
Amelia Mohon Tunggu... Tutor - Menulis Dengan Tujuan

Penulis amatir , mencari inspirasi dan terinspirasi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Seri Confession Of Fashion (Berpetualang Air Terjun dan Menikmati Romantika Alam Bersama Pujaan Hati)

15 April 2024   18:22 Diperbarui: 15 April 2024   22:00 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: radarcianjur, skyatnightmagazine, haluan co dan ebay diolah dengan canva

Sambil berjalan menelusuri trek. Benar saja, kabut turun dan sedikit gerimis. Untung saja aku memakai jaket puffer. Angin gunung berhembus , tubuh ku aman dari terpaan angin. Namun, kaki ku polos tanpa kaus kaki, merasakan dingin nya angin ini. Kalaupun pakai kaus kaki yah percuma saja. Aku memasukkan kedua tangannku ke dalam saku jaket ku , karena merasa angin gunung ini menusuk. 

Dimas memakai helm karena ia menaruh senter di atas helm nya untuk menerangi langkah kami berjalan. Kami berjalan di atas tanah dan bebatuan datar, kemudian trek nya menjadi sedikit menanjak. Banyak batu - batuan dan tanah. Karena gerimis, tanah jadi sedikit basah. Aku bisa mendengar suara - suara penghuni hutan, seperti jangkrik, burung dan tupai. Dan mencium wangi tanah yang terkena gerimis. David melirik jam Gshock nya. Langit masih gelap, karena mendung. Seharus nya matahari sudah mulai naik.

"Kita kurang lebih jalan 1 - 1.5 jam lah kira-kira sampai di air terjun", ujar David. Aku berharap gerimis tidak semakin besar. 

Kanan kiri kami terdapat pohon -pohon ciri khas hutan tropis. Di antara jenis pepohonan yang aku tau, pohon Pinus. Biasa nya kalau ada pohon Pinus , suka ada tupai. Baru kepikiran soal tupai. Aku mendengar suara tupai. Di kedalaman keheningan perjalanan kami, saking hening nya , aku hanya mendengar suara semak - semak bergesek, suara langkah kaki kami. Angin gunung bertiup kembali. Tangan ku mulai merasa dingin. 

"Huhu.. dingin ya...", gumamku. David melihat ke arahku dan menggengam tanganku. 

"Mending angin gunung apa angin laut?", tanya David padaku.

"Angin laut kayaknya, karena masih ada matahari dan gak lembab", jawabku. 

"Masa sih?. Kalo gw si angin gunung, karena bisa modus, haha....", canda nya genit.

"Hussss....jangan pacaran"!, ledek Dimas.

Rute ini merupakan jalur wisata khusus bernuansa petualangan, baik untuk kelompok umum dan keluarga. Bisa di bilang trek ini terbilang santai dan tidak berat. Cocok untukku sebagai trekker pemula. 

Di sepanjang perjalanan, kami hadapkan dengan nuansa lembah yang kental, vegetasi pohon campuran hutan pegunungan bawah dan suara aliran air yang mengalir menuju air terjun curug Panjang dari curug Bulao yang berada di hulu nya. Kami akan bermuara di curug Panjang. Aku belum tau banyak soal curug Panjang. Dimas dan David memang sudah memutuskan untuk membawa ku ke sini , karena jalur trek nya yang terbilang ramah bagi pemula. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun