Musim hujan yang membawa catatan penting dalam lingkaran masalah hidup saya. Mana jauh dari suami, lagi-lagi masalah gipsum.Â
Masalah pertama gipsum kamar saya yang jebol di saat-saat curah musim hujan tinggi. Dak di atas kamar kami tidak memiliki saluran pembuangan air, sehingga jika hujan datang, air mengenang di atas dak kamar.Â
Hal ini awalnya ringan. Hanya ada beberapa titik-titik noda lumut di atas gipsum kamar kami. Yang kemudian 'penyakit' ini melebar dan memperburuk keadaan.Â
Kemudian dari beberapa titik lumut lama-lama melebar. Dan kamar kami menjadi lembab dengan dinding yang sedikit basah.
Akar masalahnya apa?
Ketika rumah kami direnovasi, dak atas kamar kami hanya di semen kasar. Usut punya usut, ternyata ketika renovasi, proyek ditinggal begitu saja dengan tukang yang bekerja. Dan tidak di awasi oleh mandor. Waktu itu, suami saya bekerja sehingga menitipkan pengawasan rumah dengan ibu (ibu mertua).Â
Ternyata dak atas yang hanya disemen kasar membawa masalah ke depan. Sehingga ketika musim hujan, membawa titik-titik masalah.Â
Karena lumut dan belum diwaterproof sehingga terjadi genangan air di atas dak kamar kami dan meninggalkan titik-titik noda lumut yang lama kelamaan jebol!Â
Saya di rumah bersama anak-anak menyaksikan kejadian gipsum jebol. Karena rembesan air yang terus menerus menetes di atas gipsum dan ditambah lagi beratnya list dekorasi tempat lampu di pasang. Karena list papan dekorasi yang berat tadi menimbulkan roboh nya papan gipsum di sekitar bohlam lampu.