Mohon tunggu...
Amaranggana Ratih Mradipta
Amaranggana Ratih Mradipta Mohon Tunggu... Lainnya - history graduates, bachelor of literature

culture, culinary, events and travel enthusiast.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mengunjungi Perusahaan Rekaman Pertama di Indonesia

12 Juni 2021   19:58 Diperbarui: 12 Juni 2021   20:32 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
suasana di dalam studio Lokananta (dokumentasi pribadi)

Anda pecinta musik Indonesia? Sudah tahu dimana perusahaan rekaman pertama di Indonesia? Mari kita berkunjung ke Lokananta, Solo. Lokananta adalah studio rekaman pertama di Indonesia, studio rekaman ini diinisiasi oleh R. Maladi pada 29 Oktober 1956. 

Pada waktu itu, fungsi utama studio ini sebagai tempat untuk menduplikasi materi siaran dari RRI. Namun, seiring berjalannya waktu, studio ini kemudian digunakan sebagai studio rekaman musisi-musisi lokal seperti Gesang, dan musisi Indonesia seperti Glenn Fredly dan band Slank. Kali ini, saya dan teman-teman saya berkesempatan untuk mengunjungi Studio Lokananta Solo.

Disclaimer: kunjungan dilakukan pada akhir tahun 2019, pada acara kuliah kerja lapangan, sebelum pandemi melanda. Stay safe, dan jangan bepergian apabila tidak mendesak.

Lokananta sendiri berarti adalah gamelan dari kayangan yang bisa berbunyi sendiri tanpa ada penabuhnya, nama ini diambil dari pewayangan Jawa. Nama ini memang mungkin sangat mengena dan sangat dalam maknanya ya? 

Pertama-tama, kami ditunjukkan ke ruang tempat penyimpanan master yang dikirim oleh RRI Jakarta, yang juga dikirim dari berbagai daerah, sehingga rekaman-rekaman biasanya adalah lagu daerah seperti karawitan, keroncong dan lagu anak-anak. Master ini kemudian disimpan dalam bentuk piringan hitam, ada sekitar 50.000 piringan hitam, dan beberapa sudah dipindahkan ke kaset atau dalam bentuk digital, agar lebih awet dan bisa dinikmati lebih luas. 

Saya sangat takjub dengan koleksi yang ada, dan sebenarnya ini adalah kali pertama saya memegang piringan hitam, apalagi piringan hitam yang sangat bersejarah seperti ini. Piringan hitam yang paling kecil berukuran 10inch, dan yang paling besar berukuran 12inch, maksimal durasi yang bisa dimuat dalam satu piringan hitam adalah 12 lagu.

Kami juga diberikan kesempatan untuk mendengarkan piringan hitam yang berisi rekaman Proklamasi, merinding deh bener-bener merinding, walau cuma beberapa menit. 

Kemudian kami memasuki ruang pembuatan kaset dan CD, di ruangan ini kami ditunjukkan cara mengekstrak master rekaman atau lagu ke kaset atau VCD sampai proses pelabelan dan pemberian cover. Ini cukup menarik karena prosesnya bisa dibilang tidak sederhana, namun dengan alat yang juga bisa dikatakan belum terlalu canggih apabila dibandingkan dengan teknologi saat ini yang saya rasa jauh lebih bagus. 

Sebenarnya yang saya tunggu-tunggu adalah kapan kita akan melihat studionya? Saya membayangkan studio-studio kaca profesional dengan alat canggih, mixer dengan equalizer naik turun serta microphone yang canggih pula. 

Bayangan saya ternyata jauh terlampaui, studio Lokananta ukurannya sangat luas, yaitu 14x31 meter! Saya berasa masuk ke auditorium kampus. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun