Pembuatan sehelai kain yang menggunakan teknik ikat pada pengerjaannya ini, membutuhkan waktu berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Karena tidak sekedar proses pemintalannya, tapi proses pewarnaannya pun membutuhkan waktu yang tidak sebentar, karena pewarna alami yang digunakan pun harus melalui proses sebelum benar-benar dijadikan warna pada benang yang akan ditenun dengan alat tenun tradisional.
Jadi Readers, semua komponen diatas membuat nilai jual Tenun Ikat Sekomandi menjadi cukup mahal. Penggunaan material berupa kapas yang dipintal pun, membuat kain yang dihasilkan tidak nyaman buat digunakan sehari-hari pada masa ini.
Tertarik dengan history dan keinginan melestarikan sebagian kecil budaya yang tertinggal, berupa kain tenun, adalah seorang disainer, Alvy Oktrisna, pemilik brand busana Vee House mengangkat Tenun Sekomandi ini menjadi bagian dari karyanya yang di pergakan pada even ISEF 2021 yang baru saja selesai dilaksanakan.
Readers,
Seperti yang kita tau mengangkat tenun tradisional tanpa melepaskan tradisinya merupakan hal yang tidak mudah. Karena pasti banyak peraturan adat yang harus diselaraskan. Selain itu, Readers, jenis bahan yang tidak nyaman, bahan pewarna yang alami yang tidak bersahabt dengan penggunanya, sehingga sering sekali kain tradisional berakhir hanya sebagai koleksi dna pajangan.
Seperti biasa Vee house by Alvy Oktrisni berpola "zero waste concept" yang tentu saja sesuai dengan 3 pilar "sustainable fashion" yaitu keseimbangan antara "People, Planet, dan Profit". Pemilihan warna pada koleksi ini adalah warna wana mengarah natural yang memakai material seperti linen, katun, wol dan suede.
Hadir dalam 8 look pada panggung ISEF 2021 terdiri dari outer dan pants yang terlihat unik, Readers. Untuk motif tenun sendiri yang digunakan pada koleksi vee house ini merupakan motif yang disesuaikan dengan kebutuhan fashion saat ini.
Keren sih. Ini aku kasih liat aja deh gimana penerapan kain tenun ini di busana modern tanpa menghilangkan unsur etniknya. Semoga bisa jadi inspirasi buat Readers yang punya kain tenun, hingga bisa lebih berguna kain tenunnya.