Mohon tunggu...
Amanda Nasution
Amanda Nasution Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer bloger
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

https://www.linkedin.com/mwlite/me

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sekomandi Salah Satu Warisan Budaya dari Timur Indonesia, Sulawesi Barat

6 November 2021   15:25 Diperbarui: 6 November 2021   15:34 639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
salah satu motif kain Sikomandi doc by anni maribuna

Pembuatan sehelai kain yang menggunakan teknik ikat pada pengerjaannya ini, membutuhkan waktu berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Karena tidak sekedar proses pemintalannya, tapi proses pewarnaannya pun membutuhkan waktu yang tidak sebentar, karena pewarna alami yang digunakan pun harus melalui proses sebelum benar-benar dijadikan warna pada benang yang akan ditenun dengan alat tenun tradisional.

Jadi Readers, semua komponen diatas membuat nilai jual Tenun Ikat Sekomandi menjadi cukup mahal. Penggunaan material berupa kapas yang dipintal pun, membuat kain yang dihasilkan tidak nyaman buat digunakan sehari-hari pada masa ini.

doc by anni maribuna
doc by anni maribuna

proses tenun doc by anni maribuna
proses tenun doc by anni maribuna

Tertarik dengan history dan keinginan melestarikan sebagian kecil budaya yang tertinggal, berupa kain tenun, adalah seorang disainer, Alvy Oktrisna, pemilik brand busana Vee House mengangkat Tenun Sekomandi ini menjadi bagian dari karyanya yang di pergakan pada even ISEF 2021 yang baru saja selesai dilaksanakan.

Readers,

Seperti yang kita tau mengangkat tenun tradisional tanpa melepaskan tradisinya merupakan hal yang tidak mudah. Karena pasti banyak peraturan adat yang harus diselaraskan. Selain itu, Readers, jenis bahan yang tidak nyaman, bahan pewarna yang alami yang tidak bersahabt dengan penggunanya, sehingga sering sekali kain tradisional berakhir hanya sebagai koleksi dna pajangan.

salah satu motif kain Sikomandi doc by anni maribuna
salah satu motif kain Sikomandi doc by anni maribuna

Seperti biasa Vee house by Alvy Oktrisni berpola "zero waste concept" yang tentu saja sesuai dengan 3 pilar "sustainable fashion" yaitu keseimbangan antara "People, Planet, dan Profit". Pemilihan warna pada koleksi ini adalah warna wana mengarah natural yang memakai material seperti linen, katun, wol dan suede.

Hadir dalam 8 look pada panggung ISEF 2021 terdiri dari outer dan pants yang terlihat unik, Readers. Untuk motif tenun sendiri yang digunakan pada koleksi vee house ini merupakan motif yang disesuaikan dengan kebutuhan fashion saat ini.

Keren sih. Ini aku kasih liat aja deh gimana penerapan kain tenun ini di busana modern tanpa menghilangkan unsur etniknya. Semoga bisa jadi inspirasi buat Readers yang punya kain tenun, hingga bisa lebih berguna kain tenunnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun