Setelah beberapa lama kemudian kami sampai di panti asuhan. Kami segera turun dan masuk ke dalam panti. " Assalamualaikum." Ucap kami serentak. " Waalaikumsalah, Yanti kamu tidak apa--apa nak?" Ucap bu Sarah kaget saat melihatku. " Iya bu, Yanti sudah tidak apa--apa." Jawabku.Â
" Ayo masuk anak--anak, bu, pak." Kata Bu Sarah kamipun langsung masuk ke dalam panti dan duduk di ruang tamu." Bu adik--adik pada dimana?" Tanyaku kepada Bu Sarah. " Mereka merada di Musola panti sedang takbiran di sana." Jawab bu Sarah. " Ayo Kak kita ke Musola." Kataku mengajak Kak Dimas. " Baiklah Ayo." Jawab Kak Dimas. " Kalian juga ikut ayo." Ajakku kepada teman--temanku dan mereka menjawab dengan anggukan kepala. Kamipun langsung berpamitan untuk ke Musola sedangkan Mama dan Papa masih mengobrol dengan bu Sarah.
Tidak lama kemudian kami sudah sampai di Musola. " Kak Yanti, Kakak tidak apa--apa?" Tanya Nisa saat melihatku. " Kakak tidak apa--apa Nisa, kalian sedang apa?" Tanyaku kepada Nisa. " Kami sedang takbiran, Kakak mau ikut?" Tanya Nisa kepadaku. " Boleh." Jawabku. " Ayo Kak kita gabung sama yang lain, Kakak -- Kakak yang lain ikut juga ya." Ucap Nisa. Kamipun langsung bergabung dengan mereka dan bertakbiran bersama.
Tidak lama kemudian kepalaku mulai sakit lagi. " Kak kepalaku sakit Kak." Ucapku lirik kepada Kak Dimas. " Kita kembali saja ya." Kata Kak Dimas dan dijawab anggukan olehku, Aku sudah tidak tahan lagi dengan sakit dikepalaku, tidak lama kemudian semuanya menjadi gelap. Kak Dimas langsung membawaku kepada Mama dan Papa kemudian langsung membawaku ke rumah sakit.
Beberapa saat kemudian aku sadar dari pingsan, Aku melihat keluargaku dan teman--temanku berkumpul, Aku tersenyum kepada Mereka. "Maaf kalau selama ini Yanti punya salah kepada kalian semua dan sudah membuat kalian kerepotan." Ucapku lirih. "Aku bahagia di Ramadhan kali merupakan Ramadhan terindah dalam hidupku dan akan aku kenang selamanya, bisa berkumpul bersama orang-orang yang aku sayangi." Lanjutku.Â
Aku melihat wajah keluargaku dan teman-temanku satu persatu dan terlihat mereka menangis. "Jika aku pergi aku mohon hapus air mata kalian aku tidak suka melihat kalian bersedih, Walaupun aku pergi nantinya, aku tetap berada di hati kalian. Terima kasih aku ucapkan untuk mama, papa, kak Dimas, Lia, Eka, Dewi, Zia, Fifi, Fuad, Vian, Fahmi, Refangga, Adit, dan Kuworo yang sudah berada di sampingku dan memberi semangat kepadaku. Aku sayang kalian semua." Ucapku disertai senyuman. "Asyhadu an laa ilaaha illallaahu, wa asyhaduanna muhammadar rasuulullah". Ucapku dan mataku tertutup untuk selamanya.
Semua yang berada di ruangan menangis seketika. Mereka telah kehilangan Yanti untuk selamanya. Yanti pergi karena sakit yang sudah lama dideritanya yaitu kanker otak. Kini Yanti telah terbebas dari rasa sakitnya. Yanti pergi dengan diiringi seruan Takbir. Tepat di malam Takbir yang keesokkan harinya mereka merayakan Idul Fitri.