Mohon tunggu...
Amalia Fatimatus Zahra
Amalia Fatimatus Zahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Manusia yang suka baca tulisan fiksi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bukan Cinta Pertama Anak Perempuannya

18 Februari 2023   22:54 Diperbarui: 18 Februari 2023   23:29 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ale tentu masih ingat momen di mana sang ibu harus berjuang sendirian menghidupi dirinya. Sang ayah tak pernah memberi nafkah sebagaimana seharusnya dilakukan oleh orang tua kepada anaknya. Ale juga masih ingat betul ketika ibunya menangis sesegukan mengadukan semua keluh kesahnya kepada Tuhan saat berdoa. Sang ibu mengadu bahwa ia hampir menyerah dengan keadaan, tapi tak bisa karena masih ada anak yang menjadi alasan untuk bertahan.

"Ale, itu cuma masa lalu. Ibu aja bisa maafin, kamu seharusnya juga bisa dong," ucap ibu.

Ale paham betul bahwa kalimat yang diucapkan sang ibu mengandung kebohongan. Ibunya belum bisa benar-benar memaafkan.

Kenapa Ale tau? Karena Ale tak sengaja membaca lembar terbaru dari buku curhatan milik ibunya saat hendak membersihkan kamar sang ibu. Di dalam lembar itu tertulis bahwa ibunya masih belum bisa benar-benar memaafkan kelakuan mantan suaminya di masa lalu.

Perselingkuhan yang dilakukan ayahnya di masa lalu itulah yang menjadi alasan mengapa sampai sekarang Ale belum memiliki kekasih. Ia takut hal bodoh itu dilakukan oleh pasangannya. Namun, jujur di satu sisi Ale juga ingin memiliki sosok laki-laki yang bisa ia jadikan 'rumah' selain ibunya.

Ada yang mengatakan bahwa anak perempuan akan mendapat karma dari kelakuan buruk yang dilakukan ayahnya. Untuk sekarang ini, boleh kan kalau Ale berdoa jika hal itu tak akan pernah terjadi pada dirinya? Ale takut jika kelak ia menikah lalu bercerai dengan kasus sama yang dilakukan ayahnya dulu---sang suami selingkuh dan anak mereka menjadi korban dari perceraian. Ale tentu tak mau hal itu terjadi.


Eh, apakah Ale akan menikah?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun