Mohon tunggu...
Amalia Fatimatus Zahra
Amalia Fatimatus Zahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Manusia yang suka baca tulisan fiksi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bukan Cinta Pertama Anak Perempuannya

18 Februari 2023   22:54 Diperbarui: 18 Februari 2023   23:29 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Konon katanya, ayah adalah cinta pertama anak perempuannya. Sebagian banyak anak perempuan setuju dengan kalimat itu. Namun, sebagiannya lagi memilih untuk tidak setuju. Ada banyak faktor yang menjadi alasan mengapa sebagian anak perempuan tidak setuju dengan hal itu. Salah satu faktornya adalah perselingkuhan yang dilakukan oleh sang ayah. Berselingkuh merupakan salah satu hal bodoh yang dilakukan oleh manusia di bumi.

"Ibu, kenapa Ayah pergi?" tanya gadis kecil berumur enam tahun.

"Ayah harus cari uang, makanya pergi buat bekerja," ucap ibu.

"Tapi Ayah bakal pulang ke rumah kan, Bu?" Gadis kecil itu bertanya lagi.

"Jelas, dong. Ayah pasti pulang ke rumah lagi," jawab ibu.

Bohong. Sampai gadis kecil itu menginjak umur dua puluh satu tahun, sang ayah tidak pernah pulang ke rumah.

Alleyah Fazahra adalah gadis kecil yang sudah tak lagi kecil itu. Orang-orang sering memanggilnya Ale. Ale adalah salah satu dari sekian banyak anak perempuan yang tidak setuju dengan kalimat 'ayah adalah cinta pertama anak perempuannya'.

Seiring berjalannya waktu, Ale paham dengan situasi di masa lalu itu. Keluarganya tak lagi utuh karena sang ayah berselingkuh dan lebih memilih selingkuhannya dibanding sang ibu yang akhirnya menjadi awal mengapa orang tuanya bercerai.

Ale yang sudah mulai menginjak kehidupan orang dewasa tentu tau kalau berselingkuh adalah salah satu hal bodoh yang dilakukan oleh manusia dan ayahnya sendiri melakukan hal itu.

"Ale, mau bagaimanapun itu tetap Ayah kamu. Jadi nggak boleh dendam, ya."

Sudah tak terhitung berapa kali sang ibu mengucapkan kalimat itu karena sampai dirinya menginjak dewasa, Ale belum bisa benar-benar memaafkan kesalahan yang dilakukan ayahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun