Mohon tunggu...
amalia alia
amalia alia Mohon Tunggu... mahasiswa

saya mahasiswa UIN Bukittinggi, Prodi Manajemen Bisnis Syariah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Ekonomi Mikro Syariah dalam Menopang Ketahanan Ekonomi Nasional di Tengah Kenaikan Harga Pangan

3 Oktober 2025   19:51 Diperbarui: 6 Oktober 2025   08:00 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kenaikan harga pangan yang terjadi di berbagai daerah Indonesia pada tahun 2025 menjadi tantangan besar bagi ketahanan ekonomi nasional. Lonjakan harga beras, cabai, dan kebutuhan pokok lain bukan hanya menekan daya beli masyarakat, tetapi juga memperburuk kesenjangan antara kelompok ekonomi atas dan bawah. Dalam kondisi seperti ini, ekonomi mikro syariah  muncul sebagai salah satu solusi nyata untuk menjaga stabilitas ekonomi rakyat dan memperkuat fondasi ekonomi nasional.

Di sinilah ekonomi mikro syariah hadir sebagai jalan keluar.

Kondisi Ekonomi Saat Ini

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi bahan pangan masih menjadi penyumbang utama inflasi nasional. Daya beli masyarakat menurun, terutama di sektor informal dan pedesaan. Banyak pelaku usaha mikro kesulitan memperoleh modal, sementara distribusi pangan di beberapa daerah masih belum efisien.

Di tengah situasi ini, sistem ekonomi konvensional yang bergantung pada suku bunga dan pembiayaan berbasis utang sering kali tidak mampu menjangkau kelompok masyarakat menengah ke bawah. Maka dari itu, pendekatan ekonomi mikro berbasis syariah yang menekankan keadilan, kemitraan, dan pemberdayaan umat menjadi semakin relevan dan penting.

Apa Itu Ekonomi Mikro Syariah?

Ekonomi mikro syariah adalah penerapan prinsip-prinsip Islam dalam aktivitas ekonomi skala kecil, terutama di tingkat rumah tangga dan UMKM. Fokusnya ada pada keadilan, keberkahan, dan keseimbangan. Tidak boleh ada riba, penipuan, maupun praktik yang merugikan salah satu pihak.

Dalam praktiknya, ekonomi mikro syariah hadir melalui lembaga seperti koperasi syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT), bank wakaf mikro, dan lembaga zakat produktif. Semua instrumen ini memberi akses permodalan dengan prinsip bagi hasil, bukan bunga.

Konsep Dasar Ekonomi Mikro Syariah 

Ekonomi mikro syariah tidak hanya melihat mekanisme permintaan dan penawaran seperti ekonomi konvensional, tetapi juga mengaitkannya dengan nilai-nilai Islam. Beberapa prinsip utamanya adalah:

1. Larangan Riba -- transaksi keuangan harus bebas dari bunga.

2. Keadilan dan Keseimbangan -- semua pihak mendapat hak sesuai kontribusi.

3. Transparansi dan Kejujuran -- informasi tidak boleh disembunyikan dalam transaksi.

4. Kemaslahatan -- kegiatan ekonomi harus membawa manfaat bagi masyarakat luas.

Peran Ekonomi Mikro Syariah dalam Kehidupan

Ekonomi mikro syariah hadir untuk memberdayakan sektor kecil seperti UMKM, koperasi, dan usaha rumah tangga. Misalnya, melalui:

* Baitul Mal wat Tamwil (BMT) yang menyediakan pembiayaan mikro berbasis syariah.

*Zakat, Infak, dan Sedekah sebagai sumber modal sosial untuk pemberdayaan fakir miskin.

*Sistem bagi hasil (mudharabah/musyarakah) yang lebih adil dibanding sistem bunga bank.

Mengapa Penting??

Banyak pelaku UMKM yang terjebak pinjaman online atau rentenir dengan bunga tinggi. Hal ini membuat usaha sulit berkembang. Dengan sistem syariah, risiko dan keuntungan dibagi secara adil. Jika untung, semua merasakan manfaatnya. Jika rugi, beban ditanggung bersama.

Lebih jauh, ekonomi syariah juga menanamkan etika bisnis. Pedagang didorong untuk jujur dalam timbangan, menjaga kehalalan produk, dan menghindari monopoli harga. Nilai-nilai sederhana ini membuat usaha lebih dipercaya dan berkelanjutan.

Mengapa Syariah?

Prinsip ekonomi syariah bukan hanya soal halal-haram, tapi juga soal keadilan dan keberkahan. Dalam konsep syariah, transaksi harus jauh dari riba, gharar (ketidakjelasan), dan may sir (spekulasi). Artinya, pedagang kecil tidak boleh ditindas dengan bunga mencekik, dan pembiayaan harus bersifat saling menguntungkan.

Contohnya bisa kita lihat di Baitul Mal wat Tamwil (BMT) atau koperasi syariah. Alih-alih meminjamkan uang dengan bunga tinggi, mereka menggunakan sistem bagi hasil. Kalau usaha untung, kedua belah pihak ikut merasakan manfaatnya. Kalau rugi, risikonya ditanggung bersama. Inilah yang membuat UMKM bisa tumbuh lebih sehat.

Peran Nyata dalam Menopang Ketahanan Ekonomi

1. Memberdayakan Petani dan UMKM Pangan

Lembaga mikro syariah berperan penting dalam membantu petani, pedagang kecil, dan pengusaha makanan agar tetap produktif di tengah kenaikan biaya produksi. Dengan pembiayaan berbasis bagi hasil, mereka tidak terbebani bunga tinggi yang bisa memperparah tekanan keuangan.

Contohnya, beberapa BMT di Jawa Tengah dan Sumatera Barat mulai menyalurkan pembiayaan kepada kelompok tani dengan akad musyarakah untuk modal tanam dan distribusi hasil panen. Hasilnya, petani tidak terjerat utang berbunga tinggi dan dapat memperoleh keuntungan yang lebih adil.

2. Menjaga Sirkulasi Ekonomi Lokal

Ekonomi mikro syariah menumbuhkan ekonomi berbasis komunitas. Dana yang dihimpun dari masyarakat setempat disalurkan kembali kepada masyarakat di daerah yang sama. Dengan demikian, uang berputar secara lokal dan membantu menjaga kestabilan konsumsi serta lapangan kerja di tingkat akar rumput.

Di masa kenaikan harga pangan, sirkulasi dana lokal ini berperan penting dalam mencegah gejolak ekonomi daerah. Ketika masyarakat tetap memiliki penghasilan dari usaha mikro, daya beli mereka tetap terjaga.

3. Mendorong Kemandirian Ekonomi Umat

Salah satu tujuan utama ekonomi syariah adalah mewujudkan falāh (kesejahteraan dan keberkahan hidup). Melalui program pembiayaan mikro, pelatihan kewirausahaan syariah, dan pengelolaan dana zakat atau infaq yang produktif, ekonomi mikro syariah membangun masyarakat yang mandiri secara ekonomi tanpa harus bergantung pada utang berbunga atau bantuan instan.

Program seperti Bank Wakaf Mikro yang dikelola OJK dan pesantren juga menjadi contoh bagaimana pendekatan syariah bisa mendorong masyarakat kecil berwirausaha secara berkelanjutan.

Tantangan yang Masih Dihadapi

Meskipun potensinya besar, ekonomi mikro syariah masih menghadapi sejumlah kendala:

* Akses pembiayaan yang belum merata, terutama di wilayah terpencil.

* Literasi keuangan syariah masyarakat yang masih rendah.

* Keterbatasan permodalan lembaga keuangan mikro syariah.

* Belum optimalnya sinergi antara pemerintah, lembaga keuangan, dan komunitas lokal.

Namun, dengan dukungan kebijakan pemerintah dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap ekonomi halal, tantangan ini bisa diubah menjadi peluang.

Arah Penguatan ke Depan

Untuk memperkuat peran ekonomi mikro syariah dalam menghadapi kenaikan harga pangan dan ketidakpastian ekonomi global, beberapa langkah strategis perlu dilakukan:

1. Digitalisasi lembaga mikro syariah, agar lebih efisien dan mudah diakses.

2. Integrasi pembiayaan syariah dengan sektor pertanian dan pangan.

3. Pelatihan literasi keuangan syariah bagi pelaku usaha kecil.

4. Kolaborasi antara pemerintah, OJK, MUI, dan lembaga sosial Islam untuk memperluas dampak pemberdayaan ekonomi umat.

Kesimpulan

Kenaikan harga pangan menjadi ujian nyata bagi ketahanan ekonomi nasional. Namun, di tengah tantangan ini, ekonomi mikro syariah tampil sebagai kekuatan alternatif yang membumi, adil, dan berkelanjutan. Melalui prinsip tolong-menolong, keadilan, dan keberkahan dalam usaha, ekonomi mikro syariah mampu menjaga daya tahan masyarakat kecil dan memperkuat fondasi ekonomi nasional dari bawah.

Bila ekonomi mikro syariah mendapat dukungan kebijakan dan penguatan sistemik, Indonesia tidak hanya mampu bertahan dari krisis, tetapi juga melangkah menuju kemandirian ekonomi yang sesuai dengan nilai-nilai Islam dan kemaslahatan bersama.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun