Mohon tunggu...
Amakusa Shiro
Amakusa Shiro Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

A masterless Samurai

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tentang Baju

3 Juli 2017   12:49 Diperbarui: 3 Juli 2017   13:13 783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
koleksi dan design pribadi

Tapi.....terkadang penjelasan science memang kurang klop kalau dipakai untuk menerangkan sesuatu yang sifatnya transendental, pikirnya.

Kopi ditangannya semakin menipis. Rasa kantuk kembali menyerangnya. Dia menyesal kenapa tadi tidak memesan kopi yang berukuran M yang isinya lebih banyak daripada ukuran S di doutor. Sekejap kemudian dia bergegas ke dapur, sekedar melihat apakah dia masih menyisakan kopi kaleng wonda yang dia beli satu lusin waktu itu karena sedang ada diskon. Untunglah tampaknya masih ada sisa beberapa kaleng. Dia mengambil beberapa, kemudian meletakkannya di meja dekat couch-nya, membuka satu dan menenggaknya untuk kembali mengusir kantuk.

Tetapi, tetap saja teka-teki horizontal-vertikal yang bisa bergesekan itu tidak bisa dipecahkannya. Andaikata conan, tokoh film animasi yang jenius pemecah teka-teki yang berbadan kecil akibat minum obat racikan musuhnya itu ada di dunia nyata, aku pasti sudah meng-email nya untuk ikut memecahkan teka-teki misteri ini, khayalnya.

Tiba-tiba saja dia serasa tersetrum dan muncul suatu imajinasi di pikirannya. Mungkin sa'at ini pompa oksigen ke otaknya mencapai maksimal.

Ah, andai saja orang bisa selalu "telanjang", pikirnya.

Ya, "telanjang". Melepas dan mengabaikan baju dan segala atribut-atributnya tanpa terpengaruh olehnya. Karena bajunya itulah mungkin orang menjadi terbebani oleh hal-hal yang sepele dan duniawi. Bajunya menyebabkan orang panik karena keberatan dan selalu sehingga lupa bahwa hubungan vertikal dengan penciptanya diatas itu seharusnya sesuatu yang tidak bakal bisa bersinggungan dan/atau terpengaruh oleh hubungan horizontal.

Pendapatnya, melepas baju bisa meringankan beban orang dan membuatnya bisa "bebas". Kebebasan itu bisa membuatnya lebih arif untuk memahami perbedaan yang terjadi dalam hubungan itu. Bahwa semuanya berdiri sendiri dan tegaklurus tanpa bercampur !

Kalau selalu pakai "baju", maka "baju" itu bisa lecek dan kumal, bahkan menimbulkan bau, sehingga membuat seseorang linglung yang berakibat dia bisa mencampuradukkan segalanya karena semua sudah tertutupi oleh bau bajunya itu.

Baju bisa menjadi basah walaupun memakai payung dikala hujan. Baju bisa juga jadi lecek dan bau ketika ketika naik Yamanote Line di saat rush hour di pagi hari. Baju juga bisa menyebabkan gerah dan kalau tak pandai mengaturnya, misalnya memakai baju berlapis yang tidak ber-resleting, kadang bisa membuat basah kuyup berkeringat walaupun suhu belum dingin tajam menusuk, yaitu di akhir musim gugur. Dia juga teringat bahwa baju bisa juga tidak pas, terlalu besar ataupun sebaliknya terlalu kecil, seperti ketika ibunya membelikan baju baru yang sedang di sale di Shimamura untuk dipakainya saat kelulusan SD. 

"Baju" hanya hiasan luar.

"Baju" bahkan bisa dipakai untuk sekedar menutup borok seseorang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun