Bagi calon mahasiswa baru, memilih program studi di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tentunya bukanlah hal yang mudah. Berbagai pertimbangan sangat mempengaruhi program studi apa yang ingin dipilih. Mulai dari kategori perguruan tinggi bergengsi dan punya reputasi mentereng sampai dengan besarnya peluang yang bisa diharapkan. Terkadang calon mahasiswa ingin memilih masuk ke sebuah PTN melalui berbagai jalur agar bisa masuk ke kampus impian.
Namun, tidak jarang prodi yang diminati cenderung banyak peminatnya, sehingga daya saing  masuk ke prodi yang diinginkan menjadi lebih besar dan semakin kompetitif. Maka dari itu, penting bagi calon mahasiswa memiliki informasi yang cukup mengenai prodi mana yang memiliki peluang besar dan daya saingnya tidak terlalu besar sebelum memilih prodi dalam dunia perkuliahan.
Di antara Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia, yang menduduki peringkat 465 dunia adalah Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Di Unair ini terdapat prodi yang langka yaitu rekayasa nanoteknologi. Prodi ini merupakan prodi pertama dan satu satunya yang ada di Indonesia. Prodi ini berada di bawah naungan Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin.
Program Studi Nanoteknologi merupakan salah satu prodi di tingkat Sarjana pertama di Indonesia yang berada di Unair dan UI. Program studi ini cocok bagi para calon mahasiswa yang tertarik dengan teknologi. Sebagaimana diungkapkan Prof. Dwi pada acara Webinar and Talkshow Nanotechnology: The High-Tech Revolution, Sabtu (13/03/2021).
Pada prodi Rekayasa Nanoteknologi ada kelompok riset Nanotechnology dan Nanomedicine yang punya fokus dalam pengembangan nanobiosensor. Unair baru membuka prodi ini pada tahun 2020 lalu.
Darimana nanoteknologi terkenal? Prastika Krisma Jiwanti, S.Si., M.Sc.Eng., Ph.D menjelaskan bahwa, Richard P. Feynman, ahli fisika, mengatakan mengapa sebuah mesin harus dibuat dengan sangat besar dan memenuhi ruangan, kenapa kita tidak membuatnya dalam ukuran kecil. Kata Nanoteknologi sendiri dikenalkan Prof. Norio Taniguchi, tahun 1974. "Dari situlah akhirnya nanoteknologi berkembang hingga sekarang," jelasnya.
Lantas apa saja yang dapat dilakukan mahasiswa Rekayasa Nanoteknologi? Dosen Nanoteknologi, Tahta Amrillah, S.Si., M.Sc., Ph.D menganalogikan sebagaimana superhero Ant-Man dan Ironman, sebagai penerapan nanoteknologi sudah diilustrasikan pada film-film fiksi.
"Bagaimana cara membuat nanopartikel dengan menggunakan bahan-bahan organik mikroorganisme, membuat partikel nano emas melalui reaksi kimia, membuat plant tissues, dan membuat ekstrak tumbuhan lebih kecil," ungkapnya.
Lantas, apa kegunaan nano partikel? Nano partikel dapat sebagai antipatogen, antibakteri, pengaplikasian di dalam bidang kosmestik, biomedik, penerapan menuju green technology (teknologi yang memasukkan partikelnya yang tidak berbahaya ke dalam tubuh). Salah satu bidang spesialisasinya adalah membuat dan penerapan material kecil ke alat elektronik. Adapun ukuran partikel 1 nm -- 100 nm disebut benda nano. Dengan argumen bahwa benda kecil  memiliki fungsi lebih baik dari pada benda yang besar. Partikel yang besar tidak memiliki sifat katalistis yang lebih baik dibandingkan dengan ukuran nano.
Adapun manfaat nanoteknologi, diantaranya: perubahan komputer besar menjadi laptop handling dan kecil, dengan nanofiltrasi, air yang kotor menjadi bersih dan dapat diminium. pemanfaatan sel surya, sedangkan di bidang farmasi, partikel nano dapat dijadikan pengantar obat (drug delivery) untuk membunuh sel kanker, juga di bidang sensor ada screen printed electrode.
Demikianlah ulasan singkat tentang prodi langka dan baru yang ada di Unair. Kalian tertarik untuk mangambil prodi tersebut? Yuk, ambil sebagai alternatif program studi yang akan ditempuh dalam dunia perkuliahan nanti.
