Inilah misi yang sering diabaikan. Mi instan adalah gurun nutrisi, dan tugas anda adalah mengubahnya menjadi oasis. Sayuran adalah sumber serat, vitamin, dan mineral yang akan menyeimbangkan komposisi makanan anda.
Lakukan inovasi. Selembar sawi atau pokcoy yang layu di kulkas pun bisa menjadi pahlawan. Potong-potong dan masukkan di menit-menit terakhir perebusan mie. Tauge, irisan kol, atau bahkan daun bawang yang diiris tipis bisa memberikan tekstur renyah dan kesegaran. Ini adalah cara termudah untuk mengatakan pada tubuh anda, "Aku peduli padamu, meski hanya bermodal tiga ribu rupiah."
Langkah 4: Ritual Sakral Air Rebusan Kedua
Anda mungkin pernah mendengar mitos tentang lapisan lilin pada mi instan. Terlepas dari kebenarannya, membiasakan diri membuang air rebusan pertama adalah kebiasaan baik yang mudah dilakukan. Air rebusan pertama seringkali lebih keruh dan mengandung lebih banyak lemak serta zat pengawet yang larut dari mi.
Jadikan ini sebuah ritual. Rebus mi hingga setengah matang (sekitar 2 menit), angkat dan tiriskan. Buang air rebusan pertama. Kemudian, masak kembali mi dengan air panas yang baru hingga matang. Mungkin terasa sedikit lebih merepotkan, tetapi ini adalah langkah kecil dengan dampak besar untuk mengurangi asupan zat-zat yang tidak diperlukan tubuh.
Pada akhirnya, bertahan hidup dengan mi instan bukan berarti pasrah pada keadaan. Ini adalah tentang kecerdasan dan kreativitas dalam keterbatasan. Dengan beberapa trik sederhana mengurangi bumbu, menambah protein dan sayuran, serta mengganti air rebusan, anda tidak lagi hanya sekedar makan untuk kenyang. Anda sedang merancang makanan yang lebih baik.
Jadi, untukmu para pejuang tanggal tua, teruslah berjuang. Nikmati mi instan anda, tetapi nikmatilah dengan lebih cerdas. Anda bukan hanya korban keadaan, anda adalah seorang koki kreatif yang mampu mengubah hidangan paling sederhana sekalipun menjadi sesuatu yang lebih berharga bagi tubuh anda. Selamat makan, dan semoga gajian segera tiba.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI