Kamu mungkin belum lolos SNBT, tapi kamu lolos jadi manusia yang terus mencoba. Dan itu, adalah pencapaian yang tidak bisa dihapus oleh sistem seleksi manapun.
Jangan bandingkan dirimu dengan mereka yang lolos. Kamu tidak tahu rencana hidup masing-masing. Sometimes, rejection is just redirection. Mungkin, Allah sedang memintamu melangkah ke arah lain, yang saat ini belum kamu pahami. Dan itu gapapa. Semua pasti ada baiknya.
Kamu masih bisa daftar jalur mandiri. Kamu bisa coba gap year sambil belajar lebih dalam atau mengasah skill. Kamu bisa ambil kursus, kamu bisa kerja dulu sambil menabung dan mencari arah. The world is still wide open for you.
Dan yang paling penting.. jangan benci diri sendiri. Jangan berhenti percaya. Jangan kehilangan semangat.
Ingat.. banyak orang sukses tidak memulai hidup dari jalur yang mulus. Tapi mereka terus melangkah, terus belajar, terus mencoba. Dan kamu pun mesti bisa begitu.
Buat kamu yang belum lulus SNBT hari ini, ini bukan akhir cerita. Ini cuma titik koma. Dan dari sini, kamu akan menulis bab yang baru, dengan semangat yang baru.
So, keep ur chin up. ur time is coming.
Gagal hari ini bukan berarti kamu tidak cukup pintar, tidak cukup hebat, atau tidak layak. Bisa jadi, Allah sedang membelokkanmu ke arah yang lebih tepat. Mungkin sekarang belum terasa. Tapi suatu hari nanti, kamu akan berterima kasih pada versi dirimu yang tetap berdiri, yang tetap bernapas tenang meski sempat menangis, dan yang percaya bahwa nilai manusia tidak ditentukan oleh satu pengumuman.
Kamu boleh sedih. Kamu boleh kecewa. Tapi jangan menyerah. Karena kamu masih bisa melanjutkan mimpi lewat banyak cara: jalur mandiri, kampus swasta, sekolah vokasi, kursus, atau bahkan menciptakan jalanmu sendiri. Dunia tak akan menanyakan "kamu kuliah di mana?" seumur hidup. Tapi dunia akan sangat peduli dengan: apa yang kamu lakukan setelahnya?
Kamu hebat. Kamu layak. Kamu pantas mendapatkan masa depan yang baik. Dan masa depan itu... masih menunggumu di sana.
Semangat terus ya.. memang segala doa jawabannya tak selalu sama, tapi bukan berarti kita berhenti untuk doa dan mimpi kan?