Mohon tunggu...
Mohammad Alvin Nur Rohman
Mohammad Alvin Nur Rohman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seribu Cahaya Kasih

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dua Sisi Minoritas

1 April 2021   22:49 Diperbarui: 1 April 2021   23:20 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kediaman Hendri Kusdodo / dokpri

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, apa kabar semuanya? Semoga semuanya diberi kesehatan dan jangan lupa tetap stay save yaa. Kalian pernah ngga sih merasa berada dalam kelompok minoritas, dimana ketika akan berbuat sesuatu merasa berbeda aja sama yang lain? Saat kita ingin berpendapat, tapi takut ditentang oleh kelompok lain yang tergolong mayoritas. 

Berasa nggak percaya diri gitu kalau mau berbuat sesuatu, atau bahkan berasa ada diskriminasi gitu, pernah nggak? Tentu berat banget kan rasanya. Tapi, nggak semua yang kalian bayangin tentang menjadi minoritas ini banyak kekurangannya lho, justru banyak sekali hikmah yang bisa kita ambil dari sini. Mulai dari memahami arti pentingnya menghargai pendapat, toleransi, bahkan memotivasi kita untuk senantiasa meningkatkan keimanan dan menabur kebaikan kepada sesama. Memang, minoritas sendiri banyak muncul di Indonesia dan membentuk sebuah kelompok, termasuk umat beragama dan suku di Indonesia ini yang sangat beragam.

Oke baiklah, di sini kita akan membahas salah satu kaum minoritas yang ada di Indonesia. Kita ketahui bahwa umat agama di Indonesia ini banyak dan bermacam-macam, namun agama yang diakui oleh pemerintah Indonesia ada 6, diantaranya Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Seperti yang telah kita ketahui bahwasanya Hindu merupakan salah satu agama yang menjadi minoritas di Indonesia. Di sini, saya kembali mewawancarai narasumber saya, yang tidak asing lagi bagi kalian yang telah membaca artikel saya beberapa Minggu lalu, tepatnya yang berjudul "Hindu dan Toleransi". 

Yaa, benar, narasumber saya adalah Hendri Kusdodo, yang mana merupakan teman satu SMA saya. Saya mewawancarainya dengan tema yang berbeda yakni "Minoritas." Menurutnya, menjadi kaum minoritas ada sisi negatif juga ada sisi positif yang dia pribadi rasakan. Jika ditinjau dari sisi negatif, kaum minoritas mengalami kesulitan dalam hal tempat beribadah. Karena kaum yang masih tergolong minoritas maka tempat beribadah pun juga tidak di semua tempat tersedia, seperti pura. Tempat beribadah hanya khusus ada di mana di suatu tempat yang terdapat sekelompok umat yang mendiami wilayah tersebut dan memiliki biaya untuk pembangunan tempat ibadah. 

Jadi, sebenarnya mereka tidak dilarang untuk mendirikan tempat beribadah, bahkan dengan umat Hindu yang sangat sedikit di tempat tersebut, hanya saja syaratnya harus punya biaya dan tempat untuk pembangunan tempat peribadatannya tersebut. Seperti halnya di daerah tempat tinggal narasumber saya, tepatnya di Desa Sekaran Kecamatan Kayen Kidul Kabupaten Kediri. 

Di daerah tersebut berdiri Pura Setya Dharma sejak tahun 2010. Sebagaimana yang saya katakan di awal, menjadi kaum minoritas itu tidak hanya merasakan sesuatu yang pahit lho, ternyata dari adanya golongan minoritas ini akan mampu melahirkan toleransi yang kuat antar umat beragama di Indonesia. 

Misalnya saja tadi, adanya umat Hindu di suatu tempat tersebut, khususnya di daerah yang didiami sekelompok umat, termasuk di dalamnya adalah narasumber saya, yang mana dirasa cukup kuat untuk menjalankan kehidupan berorganisasi, khususnya di Desa Sekaran terdapat perkumpulan yang bernama PHDI. 

PHDI ini merupakan singkatan dari Parisada Hindu Dharma Indonesia. PHDI sendiri merupakan organisasi umat Hindu yang mengurusi kepentingan keagamaan maupun sosial. Nah, dari organisasi inilah kita dapat turut merasakan bahwa selagi keyakinan kita kuat juga dilandasi motif berbuat kebaikan dan manfaat bagi semua, maka tidak ada salahnya kita berani melakukan sesuatu meskipun itu  kita berada di posisi sebagai kaum minoritas.

Setelah membahas beberapa suka duka Hendri Kusdodo, salah seorang teman saya penganut agama Hindu di mana ia menjadi kaum minoritas di Indonesia, saya pun berdiskusi dengannya mengenai masalah toleransi di Indonesia, dimana di dalamnya mencakup diskriminasi yang sekarang banyak dibicarakan di pemerintah, eh jangan tegang tegang dong bacanya, hehe.. 

Oke jadi gini nih, dalam segi toleransi, menurut Kusdodo ini, di Indonesia ini, toleransi antar umat beragama sudah cukup baik. Contohnya saja jika ada kegiatan di pura, umat Hindu selalu mengadakan pengarakan ogoh-ogoh. Nah, di sana umat Islam dan Kristen turut berpartisipasi menjaga keamanan dalam perayaan tersebut, misalnya saja membantu umat Hindu dalam menjaga keamanan dan ketertiban acara sampai acara selesai. Begitu pula sebaliknya, jika umat yang lain membutuhkan bantuan, umat Hindu akan bersedia membantu. 

Toleransi dan saling tolong menolong sangat diutamakan dalam kehidupan beragama. Kemudian saya pun bertanya mengenai diskriminasi yang pernah ia rasakan. Dan ternyata, sebagai kaum minoritas, sejauh ini dia tidak pernah merasakan apa itu diskriminasi. Sungguh hebat bukan, toleransi di Indonesia ini? Menurut Kusdodo, meskipun ia hidup di antara kamu mayoritas, katakanlah umat Islam, akan tetapi justru mereka bisa menjadi teman, sahabat, bahkan keluarga. Hal ini karena di dalam Islam sendiri juga diajarkan bahwa toleransi antar umat beragama itu sangat penting dan harus dijunjung tinggi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun