Mohon tunggu...
Alvinia Putri Khansa
Alvinia Putri Khansa Mohon Tunggu... Lainnya - Murid SMAN 28 Jakarta

Alvinia Putri Khansa / 3 XI MIPA 1

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mungkin Ini yang Terbaik

1 Desember 2020   08:32 Diperbarui: 1 Desember 2020   08:38 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Keluarga Azra dikenal sebagai keluarga yang penuh kehangatan. Setiap perdebatan pasti diselesaikan dengan kepala dingin yang membuat keluarga ini tetap harmonis walaupun sudah 17 tahun menikah.

Saat hari jadi pernikahan ke 17 tahun Ibu dan Ayah Azra, tiba -- tiba ibunya jatuh pingsan dan dilarikan ke rumah sakit terdekat. Menurut diagnosis dokter, Ibu Azra divonis menderita kanker payudara stadium akhir dan diperkirakan waktu hidupnya tidak mencapai 2 bulan. Azra dan ayahnya terkejut bukan main mendengar penjelasan dokter. Ibunya yang terlihat baik -- baik saja ternyata menderita kanker payudara stadium akhir. Pikiran Azra kacau tidak karuan melihat ibunya terbaring lemah tak sadarkan diri.

Tidak sesuai dengan perkiraan dokter, nyatanya Ibu Azra menghembuskan nafas terakhirnya tepat sebulan setelah Ibu Azra divonis menderita penyakit kanker payudara. Azra selalu menjaga dan merawat ibunya, sebagian besar waktunya dia habiskan bersama ibunya, bahkan di saat detik -- detik terakhir Ibunya hidup Azra setia menemani.

Setelah Ibu Azra meninggal dunia, keadaan di rumah menjadi sepi, tidak ada lagi canda tawa bersama ayah dan ibu, tidak ada lagi suara ibu yang membangunkan Azra di pagi hari. Hanya kekosongan yang ada di dalam rumah tersebut. Kini ayahnya selalu berangkat sebelum Azra bangun dan pulang saat larut malam setelah Azra tertidur.

"Azra, ayah sudah menemukan pengganti ibumu, dan pernikahannya akan dilaksanakan bulan depan, ayah hanya ingin memberi tahumu," sontak Azra terkejut dengan perkataan ayahnya yang sangat tiba -- tiba. Belum genap 3 bulan kepergian sosok ibunya yang masih meninggalkan luka di hatinya. Ayah yang dulu selalu mencintai ibunya, kini dengan mudahnya berpaling. Setelah kejadian itu, hubungan Azra dengan ayahnya menjadi renggang.

Azra tersenyum perih saat memandangi foto kebersamaannya dengan ibunya. Nyatanya ibu yang pernah menjadi tempat ternyaman baginya sudah pergi untuk selamanya. "Sudah jangan ditangisi terus, lebih baik kirim doa untuk almarhumah ibumu," sentakan dari bibinya membuyarkan lamunan Azra. 

"Bi, jika bibi berada di posisi seperti ayah, apa bibi dengan mudahnya akan menikah lagi?" tanya Azra. "Ayahmu pasti memiliki alasan tertentu dan tentunya sudah dipikirkan matang-matang ," balas Bibi. "Alasan seperti apa maksud bibi?" "Misalnya, Ayahmu tidak ingin kamu kehilangan kasih sayang seorang ibu, apalagi kamu masih sangat muda," sahut bibi. Azra yang mendengar perkataan bibinya termenung, dan berpikir keputusan yang ayahnya buat tidak sepenuhnya salah.

Setelah ayahnya pulang kerja, ia berniat memperbaiki hubungan dengan ayahnya agar  kembali seperti dulu. "Ayah, bisakah kita seperti dulu lagi? Aku sudah menerima jika ayah ingin menikah lagi, " kata Azra. "Nak, Ayah menikah lagi juga bukan keinginan Ayah sendiri, tapi itu permintaan terakhir ibumu kepada ayah, ibumu tidak ingin kamu kesepian dan kekurangan kasih sayang seorang ibu," jelas Ayah Azra. Setelah mendengar penjelasan Ayahnya, Azra menyadari yang dikatakan bibinya benar.

Hari demi hari berlalu pernikahan Ayah dan Ibu Tiri Azra pun berjalan dengan lancar. Tidak seperti yang dipikirkan Azra, ternyata ibu tirinya itu sangat hangat seperti almarhumah ibunya. Dengan tidak melupakan almarhum ibunya mereka hidup dengan harmonis. Terkadang apa yang kenyataan tidak seburuk apa yang kita kira. Mungkin ini adalah yang terbaik baginya dan keluarganya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun