Mohon tunggu...
alvin haryono
alvin haryono Mohon Tunggu... siswa sck

alter ego

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Bahasa Indonesia :Bukan Sekedar Alat Bicara, Tapi Hubungan Perekat Sosial

10 September 2025   13:19 Diperbarui: 10 September 2025   13:19 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Potensi kreatif jika diolah dengan baik.

Bahasa Indonesia: Bukan Sekadar Alat Bicara, Tapi Perekat Hubungan Sosial

Pendahuluan

Bahasa merupakan salah satu unsur paling penting dalam kehidupan manusia. Tanpa bahasa, komunikasi akan terhambat, bahkan relasi sosial tidak mungkin terbentuk dengan baik. Di Indonesia, keberagaman suku, budaya, dan bahasa daerah menjadi tantangan tersendiri dalam menciptakan interaksi yang harmonis. Dari konteks inilah, Bahasa Indonesia lahir sebagai bahasa pemersatu bangsa. Sejak dikukuhkan dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, bahasa Indonesia telah menjadi fondasi kokoh yang memudahkan masyarakat berkomunikasi lintas daerah, lintas budaya, dan lintas generasi.

Keberadaan bahasa Indonesia tidak hanya terbatas pada forum resmi, tetapi juga hadir dalam percakapan sehari-hari. Baik di ruang pendidikan, birokrasi, maupun pergaulan santai, bahasa ini menjadi perekat sosial yang menyatukan keragaman. Hal ini sesuai dengan semangat para pendiri bangsa yang menginginkan adanya bahasa bersama sebagai simbol identitas nasional. Maka, benar adanya bahwa bahasa Indonesia bukan sekadar alat bicara, melainkan instrumen yang meneguhkan hubungan sosial di tengah masyarakat majemuk.

Pentingnya Bahasa Indonesia dalam Interaksi Sosial

Bahasa Indonesia memainkan peran vital dalam menjaga keharmonisan interaksi sosial. Sebagai jembatan komunikasi antar suku dan budaya, bahasa ini membantu masyarakat memahami satu sama lain tanpa perlu merasa teralienasi oleh perbedaan bahasa daerah. Misalnya, seorang penutur Jawa dapat dengan mudah berkomunikasi dengan penutur Minangkabau karena keduanya memakai bahasa Indonesia sebagai medium perantara.

Selain itu, penggunaan bahasa Indonesia juga berfungsi untuk mengurangi kesalahpahaman dalam percakapan. Dalam interaksi sosial, perbedaan dialek atau istilah lokal sering kali menimbulkan salah tafsir. Namun dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baku, pesan yang disampaikan lebih mudah dipahami secara seragam. Apriana (2019) menegaskan bahwa pengaruh globalisasi memang membuka peluang bahasa asing untuk masuk, tetapi bahasa Indonesia tetap memiliki kekuatan sebagai identitas nasional yang menyatukan bangsa di tengah keberagaman. Dengan kata lain, bahasa Indonesia adalah alat penting untuk menumbuhkan rasa kebersamaan serta mempererat solidaritas sosial.

Fleksibilitas Bahasa Indonesia

Keunggulan lain yang membuat bahasa Indonesia istimewa adalah fleksibilitas penggunaannya. Bahasa ini dapat dipakai dalam konteks formal maupun nonformal. Dalam rapat kenegaraan, bahasa Indonesia yang digunakan tentu mengikuti kaidah kebahasaan baku. Sebaliknya, dalam percakapan santai, bahasa Indonesia dapat disesuaikan menjadi lebih luwes tanpa kehilangan makna. Fleksibilitas ini memungkinkan bahasa Indonesia diterima oleh semua kalangan masyarakat.

Bahasa Indonesia juga dikenal sebagai bahasa yang kaya kosakata dan ungkapan budaya. Banyak kata serapan dari bahasa daerah maupun bahasa asing yang memperkaya khazanah kosakata, seperti amuk, senja, atau bahagia. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa Indonesia bersifat adaptif terhadap perkembangan zaman. Akan tetapi, tantangan muncul ketika generasi muda cenderung mencampur bahasa asing dalam percakapan sehari-hari. Misalnya, penggunaan bahasa Inggris secara berlebihan dalam pergaulan yang dianggap lebih modern atau keren. Fenomena ini sering disebut gaya bahasa "anak Jaksel". Menurut Julaeha (2023), gaya komunikasi tersebut memang mengekspresikan identitas anak muda urban, tetapi berpotensi membuat bahasa Indonesia terpinggirkan jika tidak digunakan secara seimbang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun