Mohon tunggu...
Alvina Talitha
Alvina Talitha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Pariwisata Universitas Gadjah Mada

Tertarik dengan pariwisata walaupun jarang berwisata.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Ekowisata Bukan Sekadar Ekowisata! Sudah Tahu Kriterianya?

6 Desember 2022   08:50 Diperbarui: 6 Desember 2022   09:14 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dari berbagai fakta di atas, destinasi ini telah memenuhi ketiga kriteria tersebut. Hal ini mengantarkan kesimpulan bahwa ekowisata Bird Watching Isio Hill’s patut menjadi contoh destinasi yang dapat bertanggung jawab terhadap judul ekowisata yang disertakannya. Ekowisata tersebut juga membatasi jam wisatawan untuk masuk dan melakukan bird watching atau mengambil foto sehingga lingkungan hutan dapat terjaga dari mass tourism.

Seperti yang sudah disampaikan di awal, di saat kepedulian pemerintah dan pecinta lingkungan terhadap ekowisata masih tinggi, akan sangat direkomendasikan untuk melakukan pembenahan dan penegasan atas kekeliruan yang kerap terjadi antara wisata alam dan ekowisata. Bahkan akan lebih baik lagi apabila wisata alam tersebut dikembangkan menjadi ekowisata juga. 

Dengan terciptanya ekowisata yang sesuai kriteria dan prinsip, maka akan terlahir wisatawan yang cerdas dari edukasi yang dilaksanakan. Hadirnya wisatawan yang sadar akan konservasi alam dan budaya dapat membantu pelestarian alam dan budaya di Indonesia. 

Mereka akan lebih hati-hati dalam menggunakan Sumber Daya Alam yang ada dan mengupayakan agar SDA tersebut dapat tetap dinikmati oleh generasi mendatang tanpa harus memiskinkan generasi saat ini.

Di masa mendatang, saat teknologi sudah menguasai gaya hidup manusia, ekowisata mungkin akan mengalami perubahan konsep dari ekowisata yang ada saat ini. 

Salah satu dari pemanfaatan teknologi itu sebenarnya sudah diterapkan di Bird Watching Isio Hill’s dengan memasangkan chip di burung-burung di sana untuk memantau mereka. 

Melihat perkembangan ini, bukan tidak mungkin bahwa di masa depan para pemandu juga akan tergantikan oleh teknologi. Hal-hal mengenai keberadaan dan latar belakang flora fauna, serta penunjuk jalan bisa jadi dilakukan secara digital di masa depan. 

Namun, melakukan hal tersebut berarti mengingkari kriteria dimensi sosial dari ekowisata yaitu menghilangkan peran masyarakat lokal. Bagaimana menurut kalian?

Referensi

Butarbutar, R., & Soemarno. (2013). Environmental Effects of Ecotourism in Indonesia. Journal of Indonesian Tourism and Development Studies, 1(3), 97-107. 10.21776/ub.jitode.2013.001.03.01.

Hafild, E. (1995). Dimensi Konservasi, Pendidikan dan Kerakyatan dalam Ekoturisme. Majalah Suaka, (4).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun